Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB Tolak Pembubaran MUI, Dorong Evaluasi dan Audit Keuangan

Kompas.com - 23/11/2021, 21:01 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menolak pembubaran Majelis Ulama Indonesia (MUI). Adanya seruan pembubaran MUI menyusul ditangkapnya anggota Komisi Fatwa MUI Ahmad Zain An Najah oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri. 

Menurut Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB Maman Imanulhaq, adanya kejadian itu seharusnya dapat menjadi evaluasi dan pembenahan di tubuh MUI yang selama ini dinilainya eksklusif.

"Saya tidak setuju MUI dibubarkan, namun saya ingin MUI melakukan pembenahan. Tidak hanya mewah-mewahan seolah-olah bisa melebihi ormas lain, padahal MUI hanya ormas, bukan lembaga-lembaga resmi negara meski mendapat anggaran dari negara," kata Maman dalam keterangannya, Selasa (23/11/2021).

Baca juga: Ketua MUI DKI soal Cyber Army untuk Lindungi Anies: Baru Rencana Kok Sudah kayak Cacing Kepanasan

Maman melanjutkan, MUI dibutuhkan Indonesia. Ia berpandangan, jangan lantaran ada satu pengurusnya yang diduga terlibat jaringan teroris, MUI yang menjadi wadah ormas-ormas Islam malah dibubarkan.

"MUI sangat penting untuk bangsa Indonesia. Di dalamnya masih banyak tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persis, Dewan Dakwah, Al Irsyad, dan ormas-ormas lain, yang mencintai Indonesia," ujarnya.

Anggota Komisi VIII DPR ini mengatakan, terorisme tidak tumbuh pada kelompok tertentu, tetapi bibit teroris bisa tumbuh di mana, kapan dan oleh siapa saja.

Oleh karena itu, Maman berharap publik tidak hanya melihat bahwa teroris timbul dari kelompok agama tertentu.

"Semua pemeluk agama memiliki sisi ekstremis dan terorismenya. Itu artinya, bibit terorisme bisa keluar dari kelompok manapun. Jangan dengan gampang gebyah uyah, karena ada oknum MUI yang diduga terlibat jaringan teroris maka MUInya dituduh teroris semua," tutur dia.

Kendati demikian, Maman berharap momentum ini dapat dijadikan evaluasi dan pembenahan agar MUI kembali kepada khittah-nya sebagaimana yang dilakukan Ketua MUI pertama, Buya Hamka.

"Yakni, untuk membimbing, membina, dan mengayomi umat Islam. Namun, pada sisi lain, MUI juga punya peran untuk memberikan kritik atau saran terhadap kebijakan pemerintah," imbuh dia.

Selain itu, Maman mendorong adanya audit keuangan pada MUI sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas keuangan sebagai lembaga yang menikmati anggaran negara.

Hal tersebut, tambah dia, termasuk juga audit terhadap keuangan yang didapat dari hasil sertifikasi halal.

Baca juga: Soal Tim Siber MUI DKI, Anggota DPRD: Terkesan Jadi Timses Anies

Lebih lanjut, Maman mengingatkan semua pihak bahwa terorisme dan radikalisme adalah musuh bersama.

"Ia musuh bagi keberagaman, musuh bagi keberagamaan, dan musuh bagi kemanusiaan sehingga terorisme harus dihadapi dengan penegakan hukum dan juga dengan pendidikan, literasi, dan moderasi," tegasnya.

Untuk itu, dia menegaskan PKB mendukung Densus 88 dalam aksinya menangkap sejumlah terduga terorisme di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com