Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yaqut Cholil Qoumas
Menteri Agama RI

Menteri Agama RI

Toleransi dan Kerukunan

Kompas.com - 16/11/2021, 11:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Yaqut Cholil Qoumas*

PERINGATAN Hari Toleransi Internasional (International Day for Tolerance) yang jatuh setiap tanggal 16 November merupakan momentum untuk mengedukasi publik tentang pentingnya toleransi dalam kehidupan bangsa yang multikultur.

Toleransi yang jujur dan tidak dibuat-buat.Toleransi yang tumbuh dari hati, persis sebagaimana diajarkan dalam kitab suci.

Toleransi yang membuat hidup ini jadi rukun, meski berbeda agama, keyakinan, suku, etnis, dan golongan.

Baca juga: Hari Toleransi Internasional, Ini yang Buat Salatiga Jadi Kota Paling Toleran

Semestinya, setiap hari adalah hari toleransi. Setiap orang saling menghormati dan menghargai atas berbagai perbedaan yang ada.

Penghormatan dan penghargaan kepada sesama yang tidak menuntut balas. Penghormatan dan penghargaan kepada umat lain yang dilandasi semangat kemanusiaan dan perdamaian.

Dengan toleransi dan kerukunan, agenda kehidupan umat beragama terjamin keberlangsungannya dan pembangunan nasional lebih mudah terwujud.

Untuk mewujudkan hal itu, setiap diri dapat menjadi pejuang-pejuang toleransi dan kerukunan yang berkomitmen untuk terus merekatkan nasionalisme di atas kemajemukan.

Kita optimistis bahwa modal sosial-budaya dan agama ini dapat merukunkan dan mendamaikan.

Di saat yang sama kita mesti waspada bahwa potensi konflik bernuansa agama yang dapat menyebabkan disintegrasi bangsa mudah sekali tersulut oleh hal-hal sepele.

Soal mendasar yang menjadi sebab ketidakrukunan antarumat beragama dapat diringkas dalam dua hal.

Baca juga: Kisah dari Pusong Lama Aceh, Merawat Kebhinekaan dengan Toleransi Beragama

 

Pertama, ketidaktahuan tentang agama sendiri. Kedua, ketidakmauan mengenal agama orang lain. Sebab itu, menjadi umat beragama yang paripurna membutuhkan tirakat belajar yang panjang dan melelahkan.

Bukan hanya umat, bahkan tokoh agama pun tidak boleh berhenti belajar tentang ilmu agama yang dalam dan luas itu. Mengimani doktrin-doktrin agama, lalu mengamalkannya dalam kehidupan nyata bukanlah proses sekali jadi.

Beragama yang benar tidak cukup hanya modal semangat saja. Semangat terus belajar membuat umat dapat bersikap rendah hati dan dewasa dalam beragama.

Umat yang rendah hati, tidak takabur kepada sesama dan tidak merendahkan orang lain. Umat yang dewasa terkontrol emosi keagamaannya, rasional, dan tidak mudah marah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com