Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Nelayan Cantrang Tegal dan Pengamanan Laut Natuna...

Kompas.com - 12/11/2021, 11:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Bayu Galih

Menurut keterangan nelayan Tegal, nelayan-nelayan ilegal tersebut membawa senjata dan dengan alat tangkap trawl. Nelayan lokal tidak berani bertindak untuk mengusir nelayan ilegal tersebut karena mereka bersenjata.

Sebaliknya, nelayan cantrang dari Tegal diusir oleh mereka dengan alasan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah yang telah diamandemen menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008.

Akhir-akhir ini suasana di perbatasan Laut Natuna semakin memanas dengan kehadiran kapal perang China dan adanya kapal survei yang diduga telah beberapa kali memasuki perairan Indonesia.

Kegiatan kapal survei tersebut adalah memetakan sumber daya laut yang ada. Sementara itu nelayan-nelayan China dikabarkan dengan beraninya seringkali memasuki perairan Indonesia untuk menangkap ikan dengan dikawal oleh kapal-kapal perang China.

Kawasan perairan perbatasan memang rawan terhadap konflik antar negara, yang biasanya dimulai dengan konflik antar nelayan dari dua negara.

Pengawasan oleh pihak keamanan laut di daerah perbatasan laut seyogyanya diperketat. Merujuk bagaimana peran Suku Laut sebagai bagian dari angkatan Laut Sriwijaya yang mengamankan kawasan laut di daerah perbatasan, mestinya para nelayan di daerah perbatasan berpotensi untuk melakukan hal yang sama.

Peran utamanya para nelayan tersebut bukanlah untuk berperang melainkan mengawasi dan mengkomunikasikan hal-hal yang diduga akan menganggu keamanan Indonesia.

Nelayan-nelayan dari daerah lain, khususnya nelayan andun, juga bisa diminta untuk berlayar ke perbatasan memperkuat armada pencari ikan Indonesia, sekaligus memainkan peran dalam hal pengawasan dan mengkomunikasikan hal-hal yang kurang baik bagi keamanan Indonesia.

Kolaborasi ALRI (TNI Angkatan Laut Republik Indonesia) dengan nelayan-nelayan perbatasan seyogyanya diperkembangkan dan dirancang supaya solid dalam menangkal gangguan dari luar.

Luasnya wilayah perairan Indonesia dan keterbatasan personil serta armada ALRI selama ini telah menyebabkan maraknya kehadiran nelayan-nelayan ilegal dan meningkatnya potensi gangguan dari luar.

Cara untuk menutup kelemahan tersebut diantaranya adalah selain memodernisasi armada tempur kita dengan teknologi dan personil yang handal, seyogyanya disertai kolaborasi dengan nelayan-nelayan yang mencari ikan di kawasan perairan perbatasan.

***

Dr Andy Ahmad Zaelany, Peneliti PR Kependudukan BRIN

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com