Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Sebut Distribusi Vaksin Covid-19 ke Pedalaman Tak Semudah Kirim Surat Suara Pemilu

Kompas.com - 10/11/2021, 17:09 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, mendistribusikan vaksin Covid-19 ke daerah pedalaman tidak semudah mengirimkan surat suara jika pemilihan umum (pemilu) berlangsung.

Selain dikirim, kualitas vaksin juga harus dipastikan tetap terjaga agar bisa digunakan.

"Memang surat suara bisa dikirim tapi kalau vaksin dikirim bisa, tapi sampai di sana harus disimpan. Bagaimana mengelola rantai dingin memastikan bagaimana vaksin kualitasnya tetap baik ini tentunya berbeda dengan surat suara," ujar Nadia di acara diskusi virtual bertajuk Tantangan Vaksinasi Inklusif Bagi Masyarakat Adat dan Kelompok Rentan, Rabu (10/11/2021).

Baca juga: Jakarta Salah Satu Kota dengan Respons Covid-19 Terbaik di Dunia, Apa Saja yang Sudah Dilakukan?

Nadia mengatakan, pengiriman dosis vaksin ke pelosok cukup berisiko. Pasalnya, terdapat tempat penyimpanan dingin yang harus dijaga oleh tenaga kesehatan demi kualitas vaksin.

Nadia menuturkan, salah satu solusi yang dilakukan untuk dapat menjangkau masyarakat yang ada di daerah pedalaman seperti masyarakat adat, pemerintah bekerja sama dengan klub pencinta alam.

Hal tersebut dilakukan agar masyarakat adat yang berada di pedalaman dapat diakses untuk mendapatkan vaksin Covid-19 tersebut.

"Vaksinasi bagi masyarakat adat ini beberapa vaksinasi kita lakukan termasuk dengan bagaimana mengakses, mengedukasi masyarakat di sana melalui kerja sama dengan klub pencinta alam," kata Nadia.

Nadia menjelaskan, tenaga vaksinator akan datang untuk menyuntikkan vaksin setelah mereka berkoordinasi dengan para klub pencinta alam tersebut.

Menurut Nadia, pihaknya bekerja sama dengan klub pencinta alam tersebut agar tetap bisa mencapai daerah-daerah sulit.

Sebelumnya, pada acara yang sama Lead Advokasi Lapor Covid-19 Agus Sarwono sangat berharap proses pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bisa sampai ke pelosok-pelosok dalam.

Pemerintah, kata dia, bisa berkaca pada distribusi logistik pemilu dalam mengirimkan vaksin Covid-19

"Kenapa tidak dengan vaksinasi meskipun kita tahu bahwa untuk mendistribusikan vaksin tidak mudah, karena memang membutuhkan rantai dinginnya yang solid," ujar Agus.

Agus mengatakan, saat ini distribusi vaksin Covid-19 belum merata ke daerah pedalaman.

Hal tersebut terlihat dari masih banyaknya masyarakat pedalaman seperti masyarakat adat yang belum mendapatkan vaksin Covid-19.

"Dari sisi akslerasi program vaksinasi, kami melihat bahwa proses distribusi vaksin saat ini memang belum merata, masih banyak teman-teman di pedalaman yang masih kesulitan untuk mendapatkan vaksin," kata dia.

Agus mengatakan, pihaknya sangat memahami bahwa kondisi geografis di Indonesia yang sangat luas dan besar.

Baca juga: Lapor Covid-19: Distribusi Vaksin Belum Merata hingga ke Pedalaman

Namun secara prinsip, dia menilai bahwa proses vaksinasi Covid-19 di Tanah Air sudah dilakukan dengan perencanaan yang lama.

Mulai dari mencari kandidat vaksin, menentukan, pengadaan, hingga pendistribusian telah berlangsung dengan baik.

Pihaknya mengapresiasi Kementerian Kesehatan yang telah memiliki dahsboard yang cukup detil mulai dari distribusi di masing-masing provinsi hingga proses penggunaan dan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com