JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Nurul Arifin membeberkan sejumlah tantangan sekaligus pekerjaan rumah untuk Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa yang diajukan sebagai calon tunggal Panglima TNI oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke DPR.
Nurul mengungkapkan, tantangan sekaligus pekerjaan rumah yang utama bagi Andika adalah soal menghadapi kemajuan teknologi bagi TNI ke depannya.
"Tantangan ke depan lebih kompleks, karena kita berhadapan dengan kemajuan teknologi dan senjata kimia atau biological weapon," kata Nurul saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/11/2021).
Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu meminta Andika apabila terpilih mampu menaruh perhatian pada tantangan tersebut.
Baca juga: Jelang Fit and Proper Test Calon Panglima TNI: Isu Kekayaan dan Pelanggaran HAM Tak Akan Ditanya
Menurut dia, cara menghadapi tantangan itu adalah dengan meningkatkan sarana dan prasarana bagi semua matra TNI.
"Sebagai Panglima terpilih, semoga beliau mampu meningkatkan sarana dan prasarana di semua institusi yang dipimpinnya," ungkap Nurul.
Di sisi lain, Nurul juga mengaku pihaknya mendukung program-program TNI nantinya di bawah kepemimpinan Andika Perkasa.
Hanya saja, kata dia, program itu harus bertujuan meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan prajurit TNI.
"Harapan saya, agar beliau dapat merangkul dan mensinergikan semua kekuatan yang ada dalam tupoksinya," kata Nurul.
Selain itu, Nurul mengaku mengenal sosok Andika Perkasa seseorang yang cerdas dan tegas.
Andika juga digambarkannya sebagai seseorang yang mumpuni dan memiliki jiwa sosial baik.
Atas penilaian itu, Nurul berharap Andika mampu mensinergikan kekuatan militer di Indonesia dan menjadi bagian dari kekuatan pertahanan negara.
Lebih lanjut, pekerjaan rumah kedua bagi Andika Perkasa adalah menyelesaikan sejumlah konflik yang terjadi di Tanah Air.
Ia menyebut sejumlah konflik yang dimaksud di antaranya di Papua dan Poso. Menurut Nurul, potensi konflik harus dicegah dan harus menjadi pekerjaan rumah calon Panglima yang perlu diselesaikan.
"Ini PR yang harus diselesaikan agar tidak berlarut-larut. Mencari akar masalah dan menentukan solusi yang tepat. Hal ini menjadi tantangan," kata Nurul.