Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Indahnya Persahabatan: Semangat Sembuh untuk SBY dari Jokowi dan Megawati

Kompas.com - 04/11/2021, 16:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

"Sahabat adalah seseorang yang menari bersamamu di bawah matahari dan berjalan bersamamu di kegelapan."

KUTIPAN tentang persahabatan di atas terasa begitu dalam dan mengunggah rasa syukur.

Masyarakat terhenyak saat tahu Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didiagnosa menderita penyakit kanker prostat. Padahal sebelumnya, publik mengetahui SBY tengah intens menggeluti hobi barunya, melukis usai pamit dari dunia politik.

Tidak kurang dukungan semangat sembuh untuk SBY datang dari Presiden Joko Widodo yang tengah sibuk mengikuti rangkaian pertemuan World Leaders Summit on Forest and Land Use di Glasgow, Skolandia.

Bahkan Jokowi meminta tim dokter kepresidenan untuk mendampingi pengobatan SBY selama di Amerika Serikat.

SBY pun menyempatkan menelpon Jokowi memberitahukan kondisi kesehatannya dan pamit untuk berobat ke Minneapolis, Amerika Serikat.

Baca juga: Cepat Sembuh, Pak SBY...

Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputeri melalui Sekjen PDI Perjuangan berharap SBY segera mendapat kesembuhan dan meminta Presiden Jokowi memberikan perhatian penuh dan perawatan terbaik untuk SBY (Tribunnews.com, 2 November 2021).

Dari seluruh mantan presiden yang kita miliki, hanya tersisa Megawati dan SBY di saat Jokowi tengah menyelesaikan periode kedua kepemimpinannya.

Dengan segala dedikasinya untuk negeri, kita mendoakan kesehatan para pemimpin kita. Mereka telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk negara yang dicintainya dengan sangat.

Sejatinya persahabatan mempunyai wajah humanis di balik permukaan pemberitaan yang menampilkan perbedaan politik yang tajam.

Saat Ketua MPR Taufiq Kiemas wafat dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, SBY yang saat itu menjabat presiden menjadi inspektur upacara.

SBY begitu sedih dan menyampaikan dukanya kepada istri Ketua MPR yang juga Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputeri.

Sebagai Presiden, SBY memerintahkan TNI AU mengirim pesawat Hercules C-130 untuk menjemput jenazah Taufieq Kiemas. Sementara, rombongan keluarga dijemput dengan Boeing 737-400 (Kompas.com, 09/06/2013).

Saat Ibu Ani SBY wafat, Megawati dan Presiden ketiga RI BJ Habibie juga hadir saat pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. 

Begitu juga saat Presiden BJ Habibie berpulang, SBY dan Megawati hadir di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Presiden Jokowi jadi inspektur upacara pemakaman.

Menjadi saksi indahnya persahabatan

Suatu ketika saya menjadi saksi perjalanan Megawati bersama Abdurrahman Wahid dan Akbar Tanjung yang berziarah bersama ke makam Bung Karno di Blitar serta lanjut nyekar ke makam KH Hasyim Asyari dan KH Wahid Hasyim – kakek dan ayah Gus Dur di Jombang, Jawa Timur pada 3–4 Oktober 2005 silam.

Saat itu, hubungan ketiganya berada dalam posisi yang unik. Kesan di publik, hubungan Megawati dan Gus Dur merenggang karena Megawati menggantikan Gus Dur yang dimakzulkan sebagai Presiden lewat proses politik yang panas di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 23 Juli 2001. 

Suasana politik yang panas sama sekali tidak terasa dalam perjalanan ziarah bersama itu. Tidak ada sekat perbedaan politik di antara ketiga tokoh nasional sekaligus kampiun politik dari PDIP, PKB, dan Golkar tersebut.

Bahkan saat menginap di Hotel Tugu Malang, Megawati menghidangkan sendiri bakmi kesukaan Gus Dur. Megawati meracik bakmi sekaligus menyiapkan sendok yang akan digunakan Gus Dur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com