Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Indahnya Persahabatan: Semangat Sembuh untuk SBY dari Jokowi dan Megawati

Kompas.com - 04/11/2021, 16:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Mereka berkelakar dan mengenang cerita-cerita di masa lalu. Saya yang ikut makan bersama di meja yang berdekatan begitu menikmati indahnya persahabatan Gus Dur dan Mbak Mega – demikian saya memanggilnya ketika itu.

Ajudan Megawati sempat menelpon saya yang berada semobil dengan Gus Dur dan bertanya apakah iring-iringan rombongan perlu berhenti dulu untuk memberi kesempatan Gus Dur salat zuhur.

Kami yang menemami Gus Dur di mobil meminta staf terdekatnya untuk membangunkan Gus Dur dan bertanya apakah mobil berhenti untuk memberi kesempatan Gus Dur dan rombongan melaksanakan salat.

Jawaban Gus Dur sangat enteng, “Wis tahu (sudah pernah salat)” dan melanjutkan tidur lagi. Alhasil iring-iringan mobil berlanjut terus dari Malang ke Blitar.

Kebetulan lagi, saya juga menjadi saksi persahabatan antara BJ Habibie dengan Megawati. Ceritanya, Megawati terkena demam berdarah. Ia dirawat di kamar 318 Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (MMC) Kuningan, Jakarta, 25 Oktober 2005.

Tim dokter kepresidenan yang ikut merawat Megawati melarang siapapun menjenguk supaya Megawati bisa beristirahat dengan baik. 

Tim pengamanan yang menjaga selasar kamar Megawati akan menolak dengan sopan dan ramah siapa pun yang ingin menjenguk.

Pernah ada tamu yang ngeyel dan ngotot untuk menjenguk. Petugas keamanan kewalahan. Saya diperintahkan Megawati untuk melihat siapa tamu yang datang. 

Ternyata dia adalah politisi perempuan dari Senayan yang memaksa minta ketemu karena ingin maju menjadi calon gubernur Banten. Saya berhasil menolak tamu ini dengan menyampaikan alasan medis dan larangan tim dokter.

Tapi, ada satu tamu yang Megawati minta dilonggarkan. Mega bilang, jangan hiraukan larangan dokter untuk satu tamu spesial. 

Tamu spesial itu adalah BJ Habibie yang berkali-kali minta Megawati jangan sakit dan harus segera sembuh.

Saya masih ingat dengan gaya biacaranya yang khas dan mimiknya yang lucu. Mereka berdua terlihat akrab, seperti sahabat lama yang sudah lama tidak jumpa.

Saat itu, BJ Habibe sering menghabiskan waktu di Jerman.

Ketika keakraban menjadi asing

Saat Soekarno dikeluarkan dengan paksa atas perintah Soeharto dari Istana Bogor akhir 1967, tim kedokteran kepresidenan yang merawat Soekarno juga dibubarkan.

Tim yang beranggotakan Prof Siwabessy, dokter Soeharto, dokter Tang Sin Hin, dan Kapten CPM dokter Soerojo yang paham rekam medis Bung Karno tidak lagi bisa merawat bahkan menjenguk sekalipun.

Soekarno yang dipindahkan ke tahanan rumah di Wisma Yasso (sekarang Museum TNI Satria Mandala), Jakarta, diketahui menderita hipertensi dan fungsi ginjal yang tidak normal.

Ginjal sebelah kiri sudah tidak berfungsi sama sekali. Ginjal sebelah kanan tinggal berfungsi seperempatnya. Belum lagi penyempitan pembuluh darah jantung, pembesaran otot jantung dan gejala gagal jantung.

Komplikasi inilah yang menyebabkan tubuh Bung Karno terus membengkak. Belum lagi ada tulang rusuk Bung Karno yang patah dan katarak yang tidak diobati.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com