Padahal, sepanjang dua tahun jelang pemilu, sosoknya belum banyak dirujuk dalam hasil survei elektabilitas. Namun, sejak menjabat gubernur, popularitasnya sontak meroket. Tidak hanya populer, ia pun paling banyak dirujuk sebagai calon presiden.
Serangkaian kejutan politik dalam panggung pemilihan presiden di atas meneguhkan ketidakajekan karir politik kepresidenan di negeri ini. Sekalipun popular sebagai tokoh politik, tidak menjamin jabatan presiden diraih.
Begitu juga tidak pasti presiden berasal dari latar belakang tertentu, baik politisi, militer, birokrat, kepala daerah, hingga ulama pun pernah menduduki kursi kepresidenan.
Pada negara-negara yang panjang tradisi demokrasinya, latar belakang menjadi presiden cenderung ajek.
Baca juga: Soal Jadi Capres 2024, Muhaimin: Tidak Ada Kader PKB yang Tak Siap
Amerika Serikat, misalnya, yang telah melahirkan 46 sosok presiden, senator (perwakilan daerah) dan gubernur menjadi jalur politik terbanyak. Hingga saat ini, 24 presiden berlatar senator.
Sebanyak 16 presiden berlatar gubernur. Sisanya, pengusaha, artis, hingga kaum profesional lain.
Dengan karakteristik politik yang berlangsung di negeri ini, peluang siapa pun menjadi presiden terbuka. Artinya, sekalipun saat ini muncul sosok-sosok politik yang bertengger pada barisan atas elektabilitas survei, tidak menjamin menjadi presiden.
Sebaliknya, pintu masih terbuka bagi mereka yang saat ini kurang menjadi preferensi publik.
Siapa mereka? Ya, tokoh-tokoh yang belum terdengar. Tokoh-tokoh yang dalam benak publik belum kuat tertanam sebagai "top of mind".
Baca juga: Surya Paloh Mengaku Tak Tertarik Jadi Peserta Konvensi Capres Nasdem
Jika merujuk pada hasil survei, sebutlah mereka sebagai "capres 1 persen". Tokoh masyarakat yang dipilih maksimal 1 persen dari total responden.
Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas, terdapat puluhan nama yang mendapatkan dukungan sekitar satu persen responden.
Survei bulan April dan Oktober 2021 lalu, misalnya, selain nama-nama tokoh papan atas elektabilitas, seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono, Tri Rismaharini, terdapat 22 sosok lain yang didukung publik.
Dari sejumlah tokoh, terdapat sosok lama yang sudah malang-melintang dalam berbagai survei sebelumnya.
Mereka adalah para mantan. Mantan menteri, mantan gubernur dan kepala daerah, mantan panglima TNI. Di antaranya: Susi Pudjiastuti, Muhaimin Iskandar, TGKH Muhammad Zainul Majdi (Tuan Guru Bajang), Dedy Mulyadi, dan Gatot Nurmantyo.