Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Kebangkitan Ekonomi Pesantren Harus Dimulai dari Santri

Kompas.com - 20/10/2021, 12:04 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, kebangkitan perekonomian pesantren harus dimulai dari para santri.

Sebab, persepsi masyarakat telah berubah. Pesantren tidak hanya dianggap sebagai pusat pendidikan keagamaan atau belajar kitab.

"Kini pesantren telah bertransformasi menjadi lebih berdaya, tidak hanya mendalami agama tapi pesantren mampu menggerakkan perekonomian. Kebangkitan perekonomian pesantren harus dimulai dari para santri," kata Ma'ruf, dalam acara Peringatan Hari Santri Nasional secara daring, Rabu (20/10/2021).

Baca juga: Hari Santri Jadi Momentum Memupuk Semangat Nasionalisme dan Cinta Tanah Air

Ma'ruf mengatakan, tiga fungsi utama pesantren telah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2019.

Ketiga fungsi utama tersebut adalah pesantren sebagai pusat pengkaderan pemikir-pemikir agama (center of excellence) atau sebagai pusat penyiapan ahli agama.

Kemudian pesantren sebagai lembaga yang mencetak sumber daya manusia, dan sebagai lembaga yang melakukan pemberdayaan masyarakat (agent of development).

Pada Desember tahun 2018 lalu, kata dia, pemerintah meluncurkan program Santripreneur dan Petani Muda.

"Program ini membentuk wirausaha-wirausaha baru di pondok pesantren, termasuk regenerasi petani, dan mengembangkan potensi lahan non-produktif di pesantren," kata dia.

Baca juga: Wapres Harap Pesantren Jadi Wadah Pengembangan Ekonomi Syariah

Menurut Ma'ruf, salah satu program santripreneur yang berkembang dengan baik saat ini adalah program santripreuneur berbasis usaha mikro kecil menegah (UMKM) kelapa sawit yang diluncurkan sejak Oktober 2020.

Selain itu, untuk mendukung program santripreneur dan menggerakan perekonomian pesantren, pemerintah juga memberikan dukungan berupa Kredit Usaha Rakyat Syariah (KUR Syariah) dan membentuk Bank Wakaf Mikro (BWM).

Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses permodalan usaha di lingkungan pesantren.

Pemerintah juga telah membangun lebih dari 1.000 Balai Latihan Kerja (BLK) untuk mengembangkan keterampilan para santri.

"Selain upaya yang dilakukan pemerintah, beberapa pondok pesantren juga telah melakukan pengembangan usaha di bidang keuangan, pertanian, perikanan dan pariwisata," ujar Ma'ruf.

Dengan demikian, Ma'ruf menekankan, pesantren harus mampu memastikan kualitas produknya sesuai selera pasar sehingga memiliki nilai jual yang kompetitif.

Ia mengatakan, hal ini memerlukan peran pihak terkait untuk membantu usaha pesantren agar lebih berkembang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Nasional
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com