JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait proyek infrastruktur di kabupaten tersebut.
Pria kelahiran 1 November 1970 itu merupakan anak kandung dari Gubernur Sumatera Selatan periode 2008-2018 Alex Noerdin.
Petualangan politik Dodi dimulai pada 2009 ketika ia menjadi anggota DPR periode 2009-2014 dari Partai Golkar.
Baca juga: KPK Tetapkan Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin sebagai Tersangka
Ia kembali terpilih masuk ke Senayan lima tahun kemudian dan menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VI DPR yang membidangi urusan perdagangan, perindustrian, koperasi, investasi, dan BUMN.
Namun, pada 2016, Dodi memutuskan mundur dari parlemen karena hendak mencalonkan diri sebagai bupati Musi Banyuasin, jabatan yang sempat disandang sang ayah pada 2001-2008.
Dodi yang saat itu menjabat sebagai Presiden Sriwijaya FC berduet dengan Wakil Bupati Musi Banyuasin periode 2012-2017 Beni Hernedi sebagai pasangan calon bupati dan wakil bupati pada Pilkada 2017.
Diusung 11 partai politik, pasangan Dodi-Beni menang telak atas pasangan Amiri Aripin-Ahmad Toha yang merupakan calon perseorangan.
Pada 22 Mei 2017, Dodi pun dilantik sebagai Bupati Musi Banyuasin oleh sang ayah yang ketika itu menjabat sebagai Gubernur Sumatera Selatan.
Baca juga: Harta Kekayaan Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin Capai Rp 38 M, Punya Aset di Australia
Tak lama setelah duduk di kursi bupati, Dodi mengincar kursi gubernur Sumatera Selatan yang akan ditinggalkan Alex pada 2018.
Dodi pun maju sebagai calon gubernur Sumatera Selatan berduet dengan Giri Ramanda Kiemas, ketua DPRD Sumatera Selatan yang juga keponakan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Didukung oleh PDI-P, Golkar, dan PKB, Dodi gagal menggantikan ayahnya sebagai gubernur karena hanya memperoleh 30,96 persen suara.
Ia kalah dari pasangan Herman Daru-Mawardi Yahya yang meraup 35,96 persen suara.
Ikuti jejak Alex
Jika melihat perjalanannya, karier politik Dodi nampak mengikuti Alex. Keduanya maju sebagai calon gubernur Sumatera Selatan setelah menjabat sebagai bupati Musi Banyuasin.
Bedanya, Alex sukses memenangkan pilkada, sedangkan Dodi harus puas di urutan kedua.