Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Wahai Banteng dan Celeng, Bersatulah!

Kompas.com - 16/10/2021, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

“Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya, jika patah satu daripada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.” – Bung Karno

Andai saja kader-kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mau memahami makna pesan dari Proklamator Bung Karno itu, tentu mereka tidak akan saling berbeda pendapat dan mencaci “celeng” untuk pihak lain yang berseberangan.

Banteng tidak boleh jumawa dengan “mencelengkan” pihak yang lain hanya karena memiliki pendapat yang berbeda.

Dukungan sejumlah kader PDIP untuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo agar dicalonkan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP sebagai calon presiden justru dianggap Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto telah keluar dari barisan.

Baca juga: Ganjar Pranowo dan Kisah Para Celeng yang Dianggap Keluar dari Barisan Banteng

 

Menurt Bambang, mereka ini layak disebut celeng. Kata dia, setiap kader harus menunggu keputusan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputeri. Keputusan soal calon presiden belum diambil.

Salah satu inisiator gerakan pendukung Ganjar Pranowo, yaitu Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Blora Albertus Sumbogo, mengaku siap dipecat dari partai. Menurut Albertus, apa yang dilakukannya hanya sekadar menyampaikan aspirasi masyarakat saja.

Aspirasi tersebut kiranya dapat dijadikan pertimbangan Megawati sebelum memutuskan siapa yang akan disorong sebagai pengganti Joko Widodo (Kompas.com, 12 Oktober 2021).

Baca juga: Kader PDI-P yang Disebut Celeng karena Dukung Ganjar Siap Diberi Sanksi dan Dipecat

Sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu Pusat, Bambang Wuryanto dikenal sebagai penyokong utama pencapresan Puan Maharani.

Pemasangan masif baliho “kepak sayap kebhinekaan” Puan Maharani di semua titik lokasi strategis di tanah air tidak lepas dari peran Bambang “Pacul” Wuryanto.

Andai saja semua kader PDIP baik pengusung Ganjar atau pendukung Puan mau memahami selarik pesan Bung Karno di atas, tentu tidak ada lagi dikotomi antara banteng dan celeng. banteng dan celeng tidak boleh saling diadu. Mereka harus didamaikan.

Memahami Puan dan Ganjar yang sama-sama kader terbaik PDIP sebenarnya cukup simpel. Kapasitas Ganjar yang lekat dengan kerja-kerja politik di masyarakat bawah sebagai Gubernur Jawa Tengah cukup mumpuni.

Begitu juga dengan Puan yang kini menjabat sebagai Ketua DPR. Kiprah politik mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ini pun tak kalah mumpuninya.

Anggap saja kedua sosok ini seperti “sayap-sayap” dalam burung yang digambarkan Bung Karno di atas. Kedua sayap itu sama kuatnya, saling melengkapi untuk terbang bersama menuju Indonesia Raya yang adil dan makmur. 

Jika ada salah satu sayap patah maka pincanglah burung itu. Tak bisa terbang.

Sementara pohon beringin berdiri kokoh, burung garuda melesat mengangkasa, bola dunia menggelinding, mobil mercy menderu di jalan, banteng malah saling tanduk dengan celeng.

Jas Merah: Jangan sekali-kali melupakan sejarah

Andai saja Soerjadi, Butu Hutapea, atau Fatimah Achmad bisa menyaksikan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sekarang, tentu mereka menyadari langkah-langkah politik yang mereka tempuh dulu untuk “berseberangan jalan” dengan PDI Pro Megawati pada 1997 adalah kefatalan politik. 

Meskipun ketiganya mendapat dukungan dari rezim Soeharto, namun berkonflik dengan kekuatan mayoritas dalam partai yang mendapat dukungan akar rumput pasti menghasilkan perpecahan kronis di dalam partai.

Namun, meskipun berkonflik hebat, tak pernah sekalipun Megawati menyebut Soerjadi cs dengan sebutan celeng. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Dinilai Coba Antisipasi PKB Jadi Motor Hak Angket

Jokowi Dinilai Coba Antisipasi PKB Jadi Motor Hak Angket

Nasional
Persaingan Cucu-Cicit Soekarno di Pileg 2024: 3 Lolos Senayan, 2 Terancam Gagal

Persaingan Cucu-Cicit Soekarno di Pileg 2024: 3 Lolos Senayan, 2 Terancam Gagal

Nasional
Kasasi Ditolak, Eks Dirjen Kuathan Tetap Dihukum 12 Tahun Penjara di Kasus Satelit Kemenhan

Kasasi Ditolak, Eks Dirjen Kuathan Tetap Dihukum 12 Tahun Penjara di Kasus Satelit Kemenhan

Nasional
Praperadilan Budi Said Ditolak, Kejagung: Penyidik Sesuai Prosedur

Praperadilan Budi Said Ditolak, Kejagung: Penyidik Sesuai Prosedur

Nasional
RUU DKJ Sepakat Dibawa ke Sidang Paripurna DPR, Mendagri Ucapkan Terima Kasih

RUU DKJ Sepakat Dibawa ke Sidang Paripurna DPR, Mendagri Ucapkan Terima Kasih

Nasional
Dugaan Korupsi di LPEI: Kerugian Ditaksir Rp 2,5 Triliun, Ada 6 Perusahaan Lain yang Tengah Dibidik

Dugaan Korupsi di LPEI: Kerugian Ditaksir Rp 2,5 Triliun, Ada 6 Perusahaan Lain yang Tengah Dibidik

Nasional
Empat Anggota DPRD Kota Bandung Dicecar Soal Dugaan Titipan Proyek

Empat Anggota DPRD Kota Bandung Dicecar Soal Dugaan Titipan Proyek

Nasional
Ramai Unjuk Rasa Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Ini Kata KPU

Ramai Unjuk Rasa Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Ini Kata KPU

Nasional
Dukungan ke Airlangga Mengalir Saat Muncul Isu Jokowi Diusulkan Jadi Ketum Golkar

Dukungan ke Airlangga Mengalir Saat Muncul Isu Jokowi Diusulkan Jadi Ketum Golkar

Nasional
Sempat Mandek, Tol Gilimanuk-Mengwi Dibangun mulai September Tahun Ini

Sempat Mandek, Tol Gilimanuk-Mengwi Dibangun mulai September Tahun Ini

Nasional
KPK Cecar Eks Wali Kota Bandung Soal Tarif 'Fee Proyek' yang Biasa Dipatok ke Pengusaha

KPK Cecar Eks Wali Kota Bandung Soal Tarif "Fee Proyek" yang Biasa Dipatok ke Pengusaha

Nasional
Netralitas Jokowi Disorot di Forum HAM PBB, Dibela Kubu Prabowo, Dikritik Kubu Anies dan Ganjar

Netralitas Jokowi Disorot di Forum HAM PBB, Dibela Kubu Prabowo, Dikritik Kubu Anies dan Ganjar

Nasional
Penggelembungan Suara PSI 2 Kali Dibahas di Rekapitulasi Nasional KPU, Ditemukan Lonjakan 38 Persen

Penggelembungan Suara PSI 2 Kali Dibahas di Rekapitulasi Nasional KPU, Ditemukan Lonjakan 38 Persen

Nasional
Eks Wali Kota Banjar Cicil Bayar Uang Pengganti Rp 958 Juta dari Rp 10,2 M

Eks Wali Kota Banjar Cicil Bayar Uang Pengganti Rp 958 Juta dari Rp 10,2 M

Nasional
RI Tak Jawab Pertanyaan Soal Netralitas Jokowi di Sidang PBB, Kemenlu: Tidak Sempat

RI Tak Jawab Pertanyaan Soal Netralitas Jokowi di Sidang PBB, Kemenlu: Tidak Sempat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com