Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Wahai Banteng dan Celeng, Bersatulah!

Kompas.com - 16/10/2021, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Konflik banteng versus celeng jika tidak didamaikan akan sangat berpotensi mengganggu soliditas partai yang relatif sangat stabil di era dua periode kepresidenan Jokowi.

Jika PDIP tidak ingin mengulang masa lalu maka banteng dan celeng tidak boleh lagi didikotomikan dengan vulgar.

Energi partai sebaiknya difokuskan untuk membantu penuntasan janji-janji kampanye Jokowi terutama mengatasi pandemi dan dampaknya.

Konflik internal lemahkan partai

Dikotomi celeng-banteng dalam diskursus pencalonan kader untuk maju sebagai kandidat presiden mendatang adalah tipikal konflik dari teori Ralf Dahrendorf.

Menurut Dahrendorf, struktur sosial dalam masyarakat memiliki wajah ganda yang berpotensi memunculkan konflik dan konsensus. Tanpa adanya konsensus dalam struktur sosial, konflik tidak akan terjadi.

Terjadinya konflik bisa disebabkan oleh suatu tingkat kekuasaan yang berbeda. Unsur kekuasaan antara orang yang menguasai (atasan) dan unsur orang yang dikuasai (bawahan) memiliki kekuasaan yang berbeda.

Kekuasaan kelompok (atasan) selalu ingin tetap mempertahankan status quo sedangkan mereka yang berada dibawah (bawahan) selalu ingin melakukan perubahan jika tidak ada kontrol sosial dari atas.

Ralf Dahrendorf memastikan, konflik merupakan fenomena struktur sosial dalam masyarakat yang selalu menciptakan perubahan dan perkembangan (Ralf Dahrendorf, Konflik dan Konflik dalam Masyarakat Industri: Sebuah Analisa Kritik).

Agar eskalasi celeng versus banteng tidak merembet menjadi besar maka seharusnya semua pihak di PDIP memiliki jiwa besar dan mau mempelajari kembali jati diri PDIP sebagai partainya wong cilik.

Persoalan siapa yang akan dicapreskan oleh PDIP sebaiknya menunggu momentum yang tepat. Semua yang merasa layak dicapreskan jangan “baper” alias gede rumongso duluan.

Serahkan urusan pencapresan kepada Megawati Soekarnoputeri. Percayalah, dia punya insting politik yang tajam.

Saat Pilkada DKI 2012, orang-orang di lingkar dekat Megawati berkali-kali meyakinkan dan menyodorkan nama Fauzi Bowo. 

Dengan insting politiknya, Megawati menjatuhkan pilihannya kepada Walikota Solo yang tidak diperhitungkan sama sekali ketika itu. Mata batin dan mata hati Megawati soal capres pasti akan menemukan fokus yang tepat

Saya yakin karena pernah lama menjadi cantrik-nya Megawati. Siapa calon presiden dari PDIP mendatang, Megawati pasti akan memilih kader terbaik. Dibutuhkan kesabaran karena sabar dalam politik adalah proses laku untuk menjadi pemenang.

Celeng, banteng, atau apapun sebutannya nanti untuk pihak-pihak yang berbeda pendapat dalam pencapresan, itulah dinamika khas PDIP. 

Wahai banteng dan celeng, bersatulah!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyidikan Selesai, Nilai Gratifikasi dan TPPU Hakim Agung Gazalba Saleh Capai Rp 9 M

Penyidikan Selesai, Nilai Gratifikasi dan TPPU Hakim Agung Gazalba Saleh Capai Rp 9 M

Nasional
Kenaikan Pemudik Diprediksi Capai 56 Persen Tahun Ini, Jokowi Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal

Kenaikan Pemudik Diprediksi Capai 56 Persen Tahun Ini, Jokowi Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal

Nasional
Jokowi: Mudik Tahun ini Kenaikannya 56 Persen, Total Pemudik 190 Juta

Jokowi: Mudik Tahun ini Kenaikannya 56 Persen, Total Pemudik 190 Juta

Nasional
Jawaban Puan Ditanya soal Wacana Pertemuan Prabowo-Megawati Usai Pilpres 2024

Jawaban Puan Ditanya soal Wacana Pertemuan Prabowo-Megawati Usai Pilpres 2024

Nasional
Yusril Kutip Ucapan Mahfud soal Gugatan ke MK Bukan Cari Menang, Sebut Bertolak Belakang

Yusril Kutip Ucapan Mahfud soal Gugatan ke MK Bukan Cari Menang, Sebut Bertolak Belakang

Nasional
Tunggu Langkah Prabowo, Golkar Tak Masalah PDI-P Merapat ke Koalisi Pemerintahan Selanjutnya

Tunggu Langkah Prabowo, Golkar Tak Masalah PDI-P Merapat ke Koalisi Pemerintahan Selanjutnya

Nasional
Yusril Kembali Klarifikasi Soal 'Mahkamah Kalkulator' yang Dikutip Mahfud MD

Yusril Kembali Klarifikasi Soal "Mahkamah Kalkulator" yang Dikutip Mahfud MD

Nasional
Setelah Lebaran, Ketua MA Proses Pengisian Wakil Ketua MA Non-Yudisial dan Sekretaris MA yang Kosong

Setelah Lebaran, Ketua MA Proses Pengisian Wakil Ketua MA Non-Yudisial dan Sekretaris MA yang Kosong

Nasional
Jokowi: Saya Tidak Mau Berkomentar yang Berkaitan dengan MK

Jokowi: Saya Tidak Mau Berkomentar yang Berkaitan dengan MK

Nasional
KPU dan Kubu Prabowo Kompak, Anggap Gugatan Anies dan Ganjar Langgar Aturan MK

KPU dan Kubu Prabowo Kompak, Anggap Gugatan Anies dan Ganjar Langgar Aturan MK

Nasional
Sekjen Golkar: Bayangkan kalau Kita Lagi Siapkan Pilkada, Malah Bicara Munas, Apa Enggak Pecah?

Sekjen Golkar: Bayangkan kalau Kita Lagi Siapkan Pilkada, Malah Bicara Munas, Apa Enggak Pecah?

Nasional
Singgung Pernyataan Puan soal Hak Angket Pemilu, Golkar: Yang Usulkan Ternyata Belum Berproses

Singgung Pernyataan Puan soal Hak Angket Pemilu, Golkar: Yang Usulkan Ternyata Belum Berproses

Nasional
UU DKJ Disahkan, Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Langsung Rakyat

UU DKJ Disahkan, Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Langsung Rakyat

Nasional
THN Ungkap Praktik Pembatalan Hasil Pemilu Terjadi di Berbagai Negara

THN Ungkap Praktik Pembatalan Hasil Pemilu Terjadi di Berbagai Negara

Nasional
Jelaskan Kenapa Hak Angket Pemilu Belum Berjalan, Fraksi PKB Singgung soal Peran PDI-P

Jelaskan Kenapa Hak Angket Pemilu Belum Berjalan, Fraksi PKB Singgung soal Peran PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com