JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua ASEAN Comittee on Women (ACW) Lenny N Rosalin mengatakan, saat ini partisipasi perempuan untuk mendapatkan akses yang lebih tinggi semakin dibutuhkan di kawasan ASEAN.
Hal tersebut disampaikan Lenny di acara Webinar Internasional Road to ASEAN Ministerial Meeting on Women: ‘Women’s Participation in the Digital Economy’.
"Partisipasi perempuan dalam meraih akses yang lebih tinggi semakin dibutuhkan di kawasan ASEAN," ujar Lenny yang juga Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA), dikutip dari siaran pers, Jumat (8/10/2021).
Beberapa akses yang dimaksud adalah akses keterampilan dan karir berbasis digital, akses kewirausahaan berbasis digital, dan akses kepemimpinan dalam ekonomi digital.
Akses-akses tersebut perlu didapatkan perempuan baik di sektor swasta maupun publik.
Baca juga: Kementerian PPPA Turunkan Tim Dalami Kasus Pemerkosaan Tiga Anak di Luwu Timur
Menurut Lenny, saat ini negara-negara ASEAN telah menunjukkan strategi dan praktik terbaiknya dalam mengatasi tantangan ekonomi digital dan inklusi keuangan.
"Adalah dengan membangun kolaborasi antara multi-stakeholder termasuk pemerintah, akademisi, dunia usaha atau sektor swasta, komunitas, dan media massa," kata Lenny.
Sementara itu, Special Advisor to The President of the Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) Akiko Yamanaka mengatakan, berdasarkan data ERIA, perempuan merupakan minoritas dalam bidang pekerjaan berbasis teknologi di ASEAN.
Bahkan, kata dia, perempuan di kawasan ASEAN cenderung mendominasi bidang non-sains.
"Mereka juga memiliki peran yang terbatas dalam pekerjaan berbasis teknologi canggih yang membutuhkan tingkat keterampilan lebih tinggi dan upah lebih baik," kata Akiko.
Selain itu, sebagian besar pengusaha perempuan ASEAN juga memiliki dan mengelola usaha mikro kecil menengah (UMKM) bermodalkan teknologi digital canggih yang terbatas.
Baca juga: Kasus Tiga Anak Diperkosa Ayah di Luwu Timur, Ini Tanggapan Kementerian PPPA
Menurut dia, beragam tantangan tersebut berpotensi memiliki konsekuensi yang cukup besar terhadap pemberdayaan ekonomi perempuan di masa pemulihan pasca pandemi.
"Apalagi seiring semakin banyaknya kejahatan siber, diskriminasi, bias, dan stereotip yang merugikan perempuan secara luas di kawasan ASEAN,” ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.