Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut KPU, Hal Ini Harus Diperbaiki untuk Cegah KPPS Meninggal Saat Pemilu 2024

Kompas.com - 23/09/2021, 17:19 WIB
Sania Mashabi,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Aziz mengatakan, banyaknya petugas meninggal di tempat pemungutan suara (TPS) pada Pemilu 2019 menandakan ada hal yang harus diperbaiki sebelum melaksanakan Pemilu 2024.

Pada Pemilu Serentak 2019 total ada 894 petugas yang meninggal dunia dan 5.175 petugas mengalami sakit.

Menurut dia, hal pertama yang harus diperbaiki adalah syarat untuk merekrut petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

"Kriteria syarat petugas ditimbang kembali sesuai dengan kebutuhannya, khususnya untuk KPPS. Syarat untuk menjadi petugas KPPS penting ditimbang terkait dengan syarat pendidikan," kata Viryan dalam diskusi daring, Kamis (23/9/2021).

Baca juga: KPU: Kita Nyaris Tidak Punya Tradisi Persiapkan Pemilu dengan Baik dan Matang

Viryan mengatakan, salah satu syarat menjadi petugas KPPS yang harus diperhatikan adalah pendidikan.

Namun, karena ingin mengurangi jumlah petugas KPPS yang meninggal maka diperlukan syarat lainnya seperti tidak memiliki penyakit bawaan atau komorbid.

"Dan yang ketiga kriteria usia. Ini terkait dengan masa pandemi covid. Komorbid dan usia sudah kita praktikkan di pemilihan serentak 2020 dan hasilnya cukup memadai," ujarnya.

Hal yang harus diperbaiki selanjutnya adalah beban kerja petugas yang ada di TPS karen Pemilu Serentak 2019 dilaksanakan sebanyak lima surat suara.

Sehingga, petugas banyak yang mengalami kelelahan dalam proses penghitungan suara.

"Menjadi penting kita lakukan reformulasi teknis. Salah satu alternatifnya adalah bagaimana apabila memungkinkan dan ini sudah dipraktekkan pada rekap di tingkat PPK," ujarnya.

"Apakah memungkinkan dilakukan rekapitulasi dua meja yaitu sebagai gambaran ini usulan-usulan saja memperkaya dalam konteks kita mematangkan perencanaan atau desain pemilu 2024," lanjut dia.

Baca juga: KPU Sebut Pencoblosan Pemilu 2024 di Bulan April Akan Problematik

Selain itu, Viryan juga mengusulkan untuk mempersingkat waktu penghitungan suara yang tadinya sebanyak 5 surat suara, menjadi hanya 3.

Kemudian, tambah dia, gizi dan kondisi kesehatan fisik para petugas di TPS juga harus menjadi perhatian bersama.

"Ini hal sederhana yang terabaikan berolahraga. Kalau kita tidak pernah olahraga. Katakanlah dua bulan tidak olahraga tiba-tiba harus kerja berat, itu kan badan kaget dan capek. Ini hal sederhana yang setelah saya perhatikan ini penting untuk diingatkan," ungkapnya.

Sementara hal terakhir yang harus disiapkan juga untuk Pemilu 2024 adalah uang santunan apabila setelah mitigasi masih terjadi adanya kepetugas KPPS meninggal dunia.

"Upaya untuk memperbaiki pengelolaan teknis ini menjadi penting secara nyata dan terukur," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com