Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jubir Wapres Harap Penanganan Kemiskinan Ekstrem Selesai Tepat Waktu

Kompas.com - 27/08/2021, 13:39 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Wakil Presiden Masduki Baidlowi mengatakan, penanganan kemiskinan ekstrem yang dilakukan di tujuh provinsi pada 2021 diharapkan bisa selesai tepat waktu.

Agar bisa tepat waktu, kata dia, tugas paling pokok adalah menyiapkan data yang akan digunakan sebagai dasar penanganan serta terbuka dengan persoalan-persoalan yang dihadapi

"Paling pokok, bagaimana menyiapkan data dan sama-sama terbuka terhadap persoalan-persoalan yang kita alami," ujar Masduki dikutip dari wawancaranya dengan RRI, Jumat (27/8/2021).

Baca juga: Wapres Minta Sistem Bersasaran Nasional untuk Tanggulangi Kemiskinan Ekstrem Diperbaiki

Masduki mengatakan, karena ini menyangkut kemiskinan, salah satu persoalan yang dihadapi adalah stunting atau kekurangan gizi.

Menurut dia, stunting sangat terkait dengan kemiskinan walaupun tidak seluruhnya demikian.

"Tapi ini penting karena ini tanggung jawab pimpinan daerah dan nasional sehingga langkah-langkah yang sifatnya koordinasi dan terbuka untuk pendataan saya kira penting," kata dia.

Di samping itu, Masduki juga menilai respons para pemimpin daerah akan sangat mempengaruhi penanganan kemiskinan ekstrem tersebut dilaksanakan tepat waktu.

Baca juga: Wapres Minta Mensos Segera Selesaikan Pemutakhiran DTKS

Oleh karena itu, dia pun berharap agar para pimpinan daerah bisa lebih responsif untuk mengatasi persoalan tersebut.

Adapun, pemerintah memfokuskan tujuh dari 25 provinsi untuk penanganan kemiskinan ekstrem pada 2021.

Tujuh provinsi tersebut adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Papua, dan Papua Barat.

Menurut Masduki, sebanyak tujuh provinsi tersebut diprioritaskan karena kemiskinan ekstremnya cukup siginifkan.

Baca juga: Dana Terbatas, Hanya 7 dari 25 Provinsi yang Jadi Prioritas Penanganan Kemiskinan Ekstrem

Nantinya, dari tujuh provinsi tersebut hanya dipilih masing-masing 5 kabupaten/kota sehingga total menjadi 35 kabupaten/kota.

Selain itu, keterbatasan dana juga menjadi alasan mengapa hanya tujuh provinsi terlebih dahulu yang diprioritaskan penanganannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com