Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK: Stunting Merupakan Ancaman bagi Pembangunan SDM

Kompas.com - 23/08/2021, 18:41 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, stunting merupakan ancaman bagi pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Oleh karena itu, masa perkembangan bayi dalam kandungan hingga usia pertumbuhan merupakan momen yang tidak boleh diabaikan.

"Dari seluruh etape pembangunan SDM, ada momentum yang tidak boleh diabaikan, yaitu pada masa mereka berada dalam kandungan dan usia bayi. Ada ancaman malapetaka mengincar calon SDM Indonesia yaitu stunting," ujar Muhadjir, dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2021 bertema Bergerak Bersama untuk Percepatan Penurunan Stunting, secara daring, Senin (23/8/2021).

Baca juga: Menko PMK: Kebijakan Akselerasi Penurunan Stunting Terus Diperbaiki

Muhadjir menjelaskan, pembangunan Indonesia ditujukan untuk membentuk SDM berkualitas dan berdaya saing. Tujuan yang diharapkan yakni SDM yang sehat, cerdas, kreatif, inovatif, terampil, dan berkarakter kuat.

Pembangunan SDM, kata Muhadjir, harus dimulai sejak janin di dalam rahim ibunya, lahir menjadi bayi, tumbuh menjadi anak usia dini, memasuki pendidikan dasar SD-SMP-SMA hingga memasuki usia produktif 19 hingga 44 tahun.

"Sampai kita antar hingga usia lansia," kata Muhadjir.

Muhadjir mengatakan, apabila Indonesia berhasil lepas dari jeratan stunting pada usia dini atau masa usia janin dan bayi, maka SDM akan menjadi luhur, penuh daya saing, cerdas, dan memiliki kapasitas untuk menjadi manusia produktif.

Oleh sebab itu, Muhadjir menekankan, upaya di sektor hulu mutlak dilakukan.

Baca juga: Menkes: Penanganan Stunting Akan Terus Dilakukan Hingga Tak Jadi Masalah di Indonesia

"Yaitu pada masa anak-anak remaja, akan jadi calon seorang ibu, jadi calon pengantin, ibu hamil, menyusui hingga anak usia 59 bulan. Seribu awal kehidupan inilah yang akan menentukan masa depan SDM Indonesia yang produktif," ucap dia.

Adapun Indonesia menargetkan penurunan prevalensi stunting hingga 14 persen pada 2024. Saat ini, angka stunting Indonesia masih sebesar 27 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com