Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Sejarah Bendera Pusaka Merah Putih yang Dijahit oleh Fatmawati

Kompas.com - 17/08/2021, 17:29 WIB
Wahyuni Sahara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tradisi Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Hari Ulang Tahun Republik Indonesia selalu dilakukan setiap tahunnya di Istana Merdeka dengan penuh khidmat.

Puncak acaranya adalah saat pengibaran bendera merah putih oleh Kelompok Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau Paskibraka.

Sejak tahun 1969, bendera yang dikibarkan di Istana Kepresidenan bukanlah bendera pusaka yang dikibarkan pada 17 Agustus 1945, melainkan duplikatnya. Bendera pusaka telah dipensiunkan untuk menjaga ketahanannnya sebagai benda sejarah.

Baca juga: Cerita Bendera Pusaka yang Batal Disimpan dan Dipamerkan di Monas

Sejarah Bendera Pusaka

Istri Presiden Soekarno, Fatmawati, yang menjahit bendera merah putih yang dikibarkan pada proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Bendera yang dijahit oleh Fatmawati inilah yang kemudian disebut "Bendera Pusaka".

Mengutip pemberitaan Kompas 16 Agustus 1975, bendera tersebut dijahit oleh Fatmawati pada bulan Oktober 1944, dua minggu sebelum melahirkan putra sulungnya Guntur Soekarno Putro. Saat itu usia Fatmawati berusia 21 tahun.

Ia menjahit sendiri dengan tangan, karena dokter melarangnya menggunakan mesin kaki. Fatmawati memperoleh kain bendera tersebut dari seorang perwira Jepang. Saat ditanya siapa nama perwira itu ia tidak ingat. Belakangan diketahui perwira itu bernama Shimizu.

Perwira itu datang sendiri ke rumah Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur mengantarkan dua blok kain katun, masing-masing merah dan putih.

Baca juga: INFOGRAFIK: 6 Fakta Bendera Pusaka

Bendera itu pun selesai dijahit dalam dua hari dan menjadikannya sebagai yang terbesar di Jakarta setiap kali dikibarkan di halaman rumahnya.

Setahun kemudian, bendera hasil jahitan Fatmawati itu digunakan ketika upacara Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945.

Diwawancarai oleh tim Kompas saat itu bagaimana perasaanya ketika menjahit bendera tersebut, Fatmawati mengatakan perasaannya saat itu bahagia karena ia merasa kemerdekaan suatu negara Indonesia yang selama ini diidam-idamkan dari perjuaangan tak lama lagi akan menjadi kenyataan.

Saat itu Fatmawati juga mengemukakan betapa tertekannya perasaan ketika Jepang melarang pengibaran bendera merah putih. Baru dalam September 1944 pemerintah militer Jepang mengizinkan pengibaran bendera merah putih dan melagukan Indonesia Raya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com