Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Minta Pemda Serius Tekan Angka Kematian Covid-19

Kompas.com - 10/08/2021, 19:45 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta, pemerintah daerah (pemda) serius dalam menekan angka kematian akibat Covid-19.

Oleh karenanya, Satgas mengingatkan ada sejumlah langkah yang harus terus dilakukan pemda.

"Dimohon untuk pemerintah daerah agar bersungguh-sungguh memberikan upaya terbaiknnya dalam menekan angka kematian ini. Dengan terus memantau ketersediaan tempat tidur, obat-obatan, ventilator, dan alat kesehatan lainnya di setiap RS rujukan Covid-19 di wilayahnya," ujar Wiku dalam konferensi pers virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (10/8/2021).

Selain itu, Wiku meminta pemda tak segan berkoordinasi dengan pemerintah pusat apabila membutuhkan bantuan darurat.

Baca juga: UPDATE: Sebaran 2.048 Kasus Kematian Covid-19, Jawa Barat Tertinggi Dengan 491 Kasus

Lebih lanjut dia mengungkapkan, angka keterisian tempat tidur (BOR) isolasi di RS rujukan Covid-19 saat ini terus menurun. Di mana pada pekan ini angka BOR nasional sebesar 54,35 persen.

Menurut Wiku, kondisi ini seharusnya dapat menekan angka kematian Covid-19.

"Kematian dapat ditekan semaksimal mungkin karena orang yang membutuhkan perawatan RS mengalami penurunan. Yang perlu diperhatikan adalah masyarakat yang melakukan isolasi mandiri di rumah untuk terus dipantau oleh RT, RW yang dikoordinasikan lewat satgas daerah setempat," tutur Wiku.

Dia menegaskan, ketua RT atau RW perlu memastikan agar warganya yang terinfeksi Covid-19 tidak terlambat ditangani.

Menurutnya, pasien sebaiknya tidak isolasi mandiri di rumah jika tidak memungkinkan.

"Sehingga kematian dapat ditekan. Dengan BOR RS yang menurun maka pasien Covid-19 yang saat ini isolasi mandiri di rumah dapat dipindahkan ke tempat isolasi terpusat atau ke RS agar dapat ditangani dengan segera dan semaksimal mungkin," ungkap Wiku.

Baca juga: UPDATE: Tambah 2.048, Jumlah Pasien Covid-19 Meninggal Kini 110.619

Dalam kesempatan yang sama, dia juga menyebutkan persentase kematian akibat Covid-19 mencapai 2,92 persen pada pekan ini.

Sebagai gambaran, kata Wiku, persentase kematian di tingkat dunia saat ini sebesar 2,12 persen.

"Ada lima provinsi yang menyumbangkan kenaikan kematian mingguan tertinggi, yakni Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka Belitung dan Jawa Tengah," tuturnya.

Wiku pun mengakui, angka kematian akibat Covid-19 masih mengalami kenaikan selama tiga minggu terakhir. Menurutnya, kondisi ini belum berubah signifikan dari sebelumnya.

Melihat perkembangan terakhir ini, pemerintah saat ini fokus menurunkan persentase angka kematian selama perpanjangan PPKM.

Dia mengingatkan, kenaikan kematian yang telah berlangsung tiga minggu berturut-turut ini tentunya menjadi kehilangan besar bagi bangsa Indonesia.

"Dalam bulan Juli 2021 saja kita telah kehilangan 24.496 nyawa. Dengan rata-rata kematian harian di atas 1.000 orang," ujarnya.

Baca juga: UPDATE: Kasus Covid-19 Tambah 32.081 Orang, Angka Kematian Lewati 2.000 dalam Sehari

Sementara itu, pada Selasa sore pemerintah melaporkan jumlah pasien yang meninggal setelah terpapar Covid-19 terus bertambah.

Pada periode 9-10 Agustus 2021, ada 2.048 pasien Covid-19 yang tutup usia.

Ini merupakan jumlah penambahan tertinggi kedua selama pandemi berlangsung di Indonesia.

Adapun, jumlah tertinggi tercatat pada 27 Juli dengan angka kematian yang mencapai 2.069 dalam sehari.

Sehingga, saat ini total angka kematian akibat Covid-19 mencapai 110.619 orang sejak awal pandemi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi: Bagus, Bagus...

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi: Bagus, Bagus...

Nasional
PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

Nasional
Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Nasional
Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com