Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kematian Covid-19 yang Selalu di Atas 1.000...

Kompas.com - 23/07/2021, 09:35 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 sudah berlangsung lebih dari 500 hari. Namun, tak ada tanda-tanda bakal berakhir.

Wabah masih belum terknendali. Itu tampak dari penambahan kasus Covid-19 yang justru bersifat eksponensial. Angka kematian pun memprihatinkan. 

Selama enam hari berturut-turut, setiap harinya lebih dari 1.000 orang yang meninggal karena Covid-19. Itu pun yang tercatat. Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyoroti tingginya angka kematian tersebut.

Ia mengungkapkan, angka kematian pasien yang tinggi itu tidak bisa lagi ditoleransi.

"Ini tidak bisa ditoleransi lagi karena ini bukan sekadar angka, di dalamnya ada keluarga, kerabat, kolega, dan orang-orang tercinta yang pergi meninggalkan kita," kata Wiku dalam konferensi pers, Kamis (22/7/2021).

Baca juga: 6 Hari Berturut-turut Angka Kematian Lebih 1.000 Kasus Per Hari, Satgas: Tak Bisa Ditoleransi Lagi

Catatan Kompas.com, berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, pada Kamis, terdapat penambahan 1.449 pasien Covid-19 yang meninggal.

Angka itu merupakan yang tertinggi sejak pengumuman kasus pertama Covid-19 pada 2 Maret 2020.

Dengan penambahan tersebut, total kasus kematian akibat Covid-19 di Tanah Air saat ini mencapai 79.032 orang.

Angka kematian lebih dari 1.000 orang terjadi sejak Sabtu (17/7/2021) di mana Satgas mengumumkan sebanyak 1.092 pasien Covid-19 meninggal.

Keadaan serupa berlanjut pada Minggu (18/7/2021), Satgas mengumumkan sebanyak 1.093 kasus kematian Covid-19.

Berlanjut pada Senin (19/7/2021), kasus kematian juga mencapai lebih dari 1.000 orang yaitu 1.338 kasus.

Kemudian keesokan harinya, Selasa (20/7/2021), kasus kematian bertambah sebanyak 1.280 pasien.

Selanjutnya, pada Rabu (21/7/2021), Satgas kembali mencatat angka kematian lebih dari 1.000 orang yaitu 1.383 kasus.

Sementara itu, Menteri Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marives) Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan, pada Rabu, vaksinasi merupakan kunci untuk menekan angka kematian. 

Ia menyebutkan, angka kematian yang terjadi pada pasien Covid-19 yang sebelumnya telah disuntik vaksin sangat rendah.

Baca juga: Luhut: Angka Kematian Pasien Covid-19 yang Sudah Divaksin Sangat Rendah, 0,21 Persen

Luhut mengatakan, dari 5,1 juta sampel atau pasien yang telah disuntik vaksin, hanya 54 orang yang meninggal dunia terpapar virus corona.

"Jadi ini angkanya hanya (setara) 0,21 persen. Jadi itu divaksin dan itu rata-rata (pasien dengan) komorbid (penyakit bawaan)," lanjutnya.

Jadi Perhatian

Pendiri LaporCovid-19 Irma Hidayana menuturkan, angka kematian harus menjadi perhatian semua pihak, termasuk masyarakat

"Jadi yang harus kita ketahui jangan happy dulu melihat kasus kesembuhan yang tinggi, tapi kita harus proporsional melihat angka kematian, angka keparahan kasus, sampai membeludaknya fasilitas kesehatan," tutur Irma dalam diskusi virtual yang diadakan Indonesia Corruption Watch (ICW), Kamis .

Baca juga: UPDATE: Sebaran 1.449 Kasus Kematian Covid-19, Jawa Tengah Terbanyak

Irma menyebut bahwa fatality rate di Indonesia saat ini masih tinggi. Adapun fatality rate merupakan rasio kasus meninggal dengan jumlah kasus harian.

Lebih mengerikan, fatality rate tersebut baru dihitung dari jumlah tes yang ada, dan belum menghitung pasien meninggal dengan gejala namun belum sempat dites Covid-19.

"Ini sekali lagi hanya melihat jumlah tesnya, belum menghitung mereka yang meninggal sebelum dites, mereka yang meninggal tanpa layanan tes, jadi masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan," kata dia.

Kematian isolasi mandiri

LaporCovid-19 melaporkan bahwa hingga Kamis ada 2.313 orang yang meninggal di luar rumah sakit saat menjalani isolasi mandiri.

Data analyst LaporCovid-19 Said Fariz Hibban mengatakan, angka tersebut merupakan hasil pendataan di semua provinsi di Indonesia.

Baca juga: LaporCovid-19 Sebut 2.313 Warga Meninggal Saat Isolasi Mandiri, Terbanyak di DKI

Adapun angka kematian isolasi mandiri paling banyak terjadi di DKI Jakarta.

"Yang baru saya dapatkan hari ini dari rekan Dinkes DKI yang angka ini rentang awal Juni sampai 21 Juli sebesar 1.161 kasus, jadi ada 1.214 kasus setelah digabungkan dengan data temuan kita," kata Said dalam keterangan pers secara virtual, Kamis (22/7/2021).

Said mengatakan, ada enam provinsi dengan kasus kematian saat menjalani isolasi mandiri di atas 50 kasus. Enam provinsi itu adalah DKI Jakarta (1.214 kasus), Jawa Barat (245 kasus), Jawa Tengah (141 kasus), DI Yogyakarta (134 kasus), Jawa Timur (72 kasus), dan Banten (58 kasus).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Anggap Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com