Namun, jika tanpa menggunakan hasil positif dari tes antigen, yaitu hanya menghitung dari metode swab PCR, maka positivity rate menunjukkan angka lebih tinggi, yakni mencapai 47,88 persen.
Angka positivity rate ini masih jauh dari ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 5 persen.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta pemeriksaan (testing) Covid-19 dan pelacakan (tracing) terhadap kontak erat kasus Covid-19 ditingkatkan sebanyak 3 sampai 4 kali lipat.
"Seperti yang juga dilakukan di negara-negara lain, naik tinggi kasusnya, jadi kita bisa mengharapkan dari sekitar ratusan ribu sekarang kita bisa naikan menjadi 400.000-500.000 testing per hari," kata Budi, Kamis (1/7/2021).
Budi menuturkan, peningkatan testing dan tracing iji sesuai dengan panduan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu jika positivity rate di bawah 5 persen maka rasio tes minimal 1/1.000 per minggu.
Kemudian, apabila positivity rate di angka 5-15 persen maka rasio tes minimal 5/1.000 per minggu.
Selain itu, Budi mengatakan, pihaknya akan memperbaiki prioritas testing yaitu fokus pada penemuan suspek dan kontak erat dari kasus-kasus terkonfirmasi.
Sementara itu, Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menekankan pentingnya 3T yakni pemeriksaan (testing), pelacakan kontak erat (tracing), dan perawatan (treatment) untuk meringankan beban rumah sakit.
Baca juga: 25 Pasien Covid-19 Meninggal di Kabupaten Blitar, Jumlah Kematian Harian Tertinggi Selama Pandemi
"Ini yang dilakukan ini baru di hilir, dan kita enggak bisa selalu mengandalkan itu, karena penduduk kita besar. Kalau kita tidak cegah di hulunya, ya jebol, sekarang saja sudah jebol fungsi layanan kesehatan maka perkuat juga di hulu 3T," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (13/7/2021).
Dicky mengatakan, kapasitas testing dan tracing sebaiknya tidak hanya 500.000, tetapi ditingkatkan menjadi 1 juta.
"Karena kalau ada kematian 1.000 kasus berarti tiga minggu lalu saja sudah paling 130.000 kasus infeksi. Nah, itu artinya yang terdeteksi dan yang ada di masyarakat itu bukan 130.000, tapi kali 10 (kali)-nya, ini yang harus dicegah," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.