Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Asvi Warman Adam
Profesor Riset LIPI

Profesor Riset bidang Sejarah Sosial Politik LIPI. Lulus doktor dari EHESS (Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales) Paris pada 1990.

Mengenang Rachmawati Soekarnoputri

Kompas.com - 09/07/2021, 08:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tanggal 3 Juli 2021 Rachmawati Soekarnoputri meninggal di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, di tempat ayahnya berpulang tahun 1970.

Ia sering menyebut dirinya sebagai “anak biologis sekaligus anak ideologis Sukarno”. Betulkah demikian?

Saya beberapa kali berjumpa dengan Rachmawati Soekarnoputri. Tanggal 22 Mei 2006 diundang ke rumahnya di Jatipadang, Jakarta berdua dengan dokter Kartono Mohammad.

Kami pernah menulis tentang rahasia kesehatan Bung Karno pada akhir hayatnya di media.

Rachmawati memperlihatkan sembilan bundel buku dengan tulisan tangan laporan/observasi hari per hari perawat yang mengurus mantan Presiden Sukarno di Wisma Yaso 7 Februari 1969 - 9 Juni 1970.

Diukur suhu badan dan tekanan darah serta jumlah air kencing dalam tempo 24 jam.

Namun ketika tekanan darahnya tinggi tidak ada obat untuk menurunkannya, demikian tidak diberikan obat untuk melancarkan air kecing ketika terjadi pembengkakan.

Bila sakit kepala diberi Novalgin dan ketika susah tidur dikasih tablet valium.

Di situ tertulis gejala kesehatan dan psikis yang dialami Sukarno dari waktu ke waktu serta obat yang diberikan. Selain itu diperlihatkan arsip tentang pemeriksaan urin.

Tetapi anehnya, pemeriksaan dilakukan di Kedokteran Hewan IPB. Apakah yang dicek itu urin dari sang Proklamator atau hewan yang ada di Istana Bogor?

Dari catatan harian perawat itu, dokter Kartono Mohammad menyimpulkan bahwa Sukarno tidak dirawat sebagai semestinya sehingga akhir meninggal tanggal 21 Juni 1970.

Setelah Rachmawati Soekarnoputri meninggal, semoga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) secepatnya menghubungi pihak keluarga, agar arsip perawat Bung Karno selama di Wisma Yaso 1969-1970 itu dapat diserahkan kepada ANRI.

Rachmawati yang meminta kepada Jenderal Soeharto agar Sukarno yang setelah keluar dari Istana Bogor dan berdiam di Batu Tulis diperbolehkan tinggal di Jakarta. Supaya lebih mudah mengunjunginya.

Ternyata Sukarno dipindahkan ke Wisma Yaso dan hanya boleh dikunjungi anak-anaknya pukul 10-13.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rachmawati Soekarnoputri KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rachmawati Soekarnoputri
Ketika itu Megawati baru menikah dengan Surindro seorang penerbang dan tinggal bersama suaminya di Madiun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com