Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Pandemi, Faisal Basri Nilai Pemerintah Utamakan Ekonomi ketimbang Kesehatan

Kompas.com - 29/06/2021, 10:06 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Faisal Basri memperlihatkan bagaimana pemerintah lebih mementingkan ekonomi dibandingkan penanganan pandemi Covid-19 dari sisi kesehatan.

Faisal menilai bahwa upaya Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat ini untuk menangani Covid-19 di awal masa jabatannya harus kalah dengan argumen tentang ekonomi.

"Menkes tahu sekali. Oleh karena itu, di awal menjabat dia datang ke Mabes TNI dan minta TNI turun tangan untuk membantu melakukan testing dan contact tracing," kata Faisal, dikutip dari perbincangannya dengan Budiman Tanuredjo di YouTube Harian Kompas, Senin (28/6/2021).

"Dia lapor ke Pak Jokowi dan mengatakan, 'Pak, jangan kaget kalau kasusnya melonjak.' Kasus kita kan tidak melonjak karena tidak ada testing. Ternyata itu tidak dilaksanakan. Jadi kalah argumen ekonomi dengan kesehatan," ujar Faisal.

Baca juga: Faisal Basri: Omong Kosong kalau Pemerintah Tak Punya Uang untuk Lockdown

Menurut Faisal, data tentang Covid-19 yang ada saat ini tidak sesuai sehingga membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan yang juga tidak sesuai.

Hal tersebut semakin terlihat miris karena rakyat pun banyak yang menganggap remeh pandemi tersebut.

Ditambah lagi, tim pemerintah yang dibentuk untuk memerangi Covid-19 ini pun justru didominasi oleh orang-orang dari bidang ekonomi.

Apabila diibaratkan perang, seharusnya yang menjadi panglima adalah orang yang mengerti tentang kesehatan.

"Di kita kan panglima perangnya Menteri Perekonomian. Jadi menunjukkan betapa kita bias kepada ekonomi. Padahal, ekonomi tidak akan bisa pulih sepanjang krisis kesehatannya tidak teratasi atau bisa dijinakkan saja," ujar Faisal.

Baca juga: Faisal Basri Nilai Lockdown Dua Minggu Dapat Bantu Pulihkan Ekonomi RI

Faisal menjelaskan, dari struktur organisasi penanganan Covid-19 melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional saja terlihat bahwa ekonomi mendominasi.

Hal ini terlihat mulai dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri BUMN, hingga para wakil menteri yang juga bernaung di bidang ekonomi.

Menurut dia, apabila terjadi perang maka yang harus dinaungi pemerintah adalah UU Darurat Perang sehingga aturan lain tidak berlaku.

Baca juga: Faisal Basri: Seharusnya Ada UU Darurat Penanganan Covid-19

Dalam hal ini adalah pandemi Covid-19 menjadi musuh pada perang tersebut.

"Nah, yang Presiden keluarkan bukan UU Darurat Covid-19, tapi UU Darurat Perang mengantisipasi dampak ekonomi dari Covid-19, yaitu Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2020. Itu kan untuk ekonomi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com