Tapi bagaimana pun, capres yang berkaitan dengan PDI Perjuangan akan menjadi bahan bahasan atau sorotan yang cukup menarik perhatian. Karena PDI Perjuangan adalah parpol terbesar, pemenang pileg 2019.
Ketidakhadiran Ganjar Pranowo dalam suatu acara yang menghadirkan Ketua DPR dan salah satu Ketua PDI Perjuangan, Puan Maharani, di Semarang, Jawa Tengah belum lama ini menjadi bahasan publik yang dikaitkan dengan capres partai ini tahun 2024.
Baca juga: Perjalanan Ganjar Pranowo di PDI-P, dari Anggota DPR hingga Berpolemik dengan Puan soal Pencapresan
Pernyataan peyoratif Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Jateng, Bambang Wuryano (Pacul), atas Ganjar Pranowo, langsung diterjemahkan publik, “dia yang tidak dikehendaki sebagai capres PDI Perjuangan”.
Di tengah hiruk pikuk soal capres PDI Perjuangan, Puan Maharani berkunjung ke Menado, Sulawesi Utara (Sulut).
Provinsi Sulut saat ini dipimpin Gubernur Olly Dondokambey (bendahara umum DPP PDI Perjuangan) yang telah mengangkat Puan Maharani sebagai warga kehormatan Sulut tahun 2016.
Kunjungan Puan Maharani memunculkan suara lantang dan terbuka: Sulut memilih Puan Maharani pengganti Jokowi.
Wakil Walikota Tomohon, Sulut, Wenny Lumentut (dari Partai Gerinda) secara terbuka dan informal mengatakan, Puan adalah calon presiden untuk pilpres 2024.
Menurut jadwal, Puan akan bersafari ke sejumlah provinsi kandang banteng lainnya, antara lain kembali ke Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Barat dan Tengah serta Jawa Timur.
Tapi para pengamat memprediksi, suara lantang di Sulut tidak akan terulang di wilayah lainnya. Kita tunggu.
Tapi sampai di sini dalam tulisan ini, pembaca diharapkan bisa menebak mengapa Puan perlu ke Manado lebih dahulu dalam safarinya.
Kamis, 10 Juni 2021, saya bertemu seorang pengamat politik yang mengatakan, setelah Presiden Joko Widodo menarik Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno masuk dalam kabinetnya, hampir semua partai politik ingin memunculkan capresnya dari partai mereka masing-masing.
“Walaupun hasil survei calon mereka rendah, tapi ini bisa menjadi alat tawar di kemudian hari. Walapun nanti kalah calon mereka dalam pilpres, ini bisa jadi alat tawar untuk kabinet mendatang atau posisi lain di pemerintah, paling tidak jadi komisaris perusahaan BUMN,” kata sang pengamat ini.
Baca juga: Ini Jawaban Anies soal Pilpres 2024 yang Bikin Ridwan Kamil Tertawa
Sebuah sumber di pimpinan PDI Perjuangan pun di saat yang sama mengatakan, saat ini survei dari partai memperoleh hasil , Puan Maharani di atas 10 persen untuk capres 2024.
“Tapi yang paling penting, entah hasil pilpres seperti apa, kami partai harus punya calon sendiri dari hasil kesepakatan musyawarah partai. Kami sebagai partai terbesar harus punya kebanggaan dan kepercayaan diri dalam pencalonan presiden 2024,” demikian sumber itu.
Sumber dari pimpinan PDI Perjuangan lainnya mengatakan pencalonan Puan untuk Pilpres harus disosialisasikan sejak saat ini. Dimulai dari wilayah-wilayah kandang banteng bermata merah bermoncong putih.