JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pihaknya kini masih meneliti sampel Covid-19 dari Kudus dan Bangkalan.
Hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah ada varian baru virus corona yang memicu lonjakan kasus di kedua kabupaten tersebut.
"Tentang perkembangan varian, sampel dari darah (penderita Covid-19) itu sedang diteliti," ujar Wiku dalam keterangan pers virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (9/6/2021).
"Kesimpulan sebab, akibat dan varian terhadap peningkatan kasus pun ini membutuhkan studi lebih mendalam," lanjutnya.
Dia lantas menjelaskan, lonjakan kasus Covid-19 di Kudus salah satunya diduga dipicu kegiatan wisata religi berupa ziarah, serta tradisi kupatan yang dilakukan warga kudus pada 7 hari pascalebaran.
Sementara itu, penyebab kenaikan kasus Covid-19 di Bangkalan adalah penularan di klaster keluarga setelah mereka melakukan mudik Lebaran.
Baca juga: Dukuh di Tegal Lockdown, Berawal Kurir Paket Positif Covid-19 dan 29 Warga Terpapar
Untuk antisipasi kedua kondisi itu, jajaran pemerintah pusat telah melakukan tindakan cepat dengan melakukan koordinasi dan memberi bantuan kepada kedua daerah.
"Bantuan itu diberikan untuk mempermudah daerah melakukan pengendalian kasus yang sedang tinggi dan mengonversi tempat tidur di RS untuk layanan kesehatan serta melakukan intensifikasi pelaksanaan PPKM mikro untuk memperketat kembali protokol kesehatan," tambahnya.
Sebelumnya Wiku menyampaikan, kenaikan kasus akibat virus corona di Kudus mencapai 30 kali lipat hanya dalam waktu satu minggu.
"Kudus mengalami kenaikan kasus positif secara signifikan dalam satu minggu, yaitu naik lebih dari 30 kali lipat dari 26 kasus menjadi 929 kasus," kata Wiku dalam konferensi pers virtual melalui YouTube BNPB, Jumat (4/6/2021).
Lonjakan tersebut menjadikan kasus aktif di Kudus menjadi 1.280 kasus, atau 21,48 persen dari total kasus positif Covid-19.
Baca juga: 80 Warga Gerendeng Kota Tangerang Positif Covid-19, Kelurahan Terus Lakukan Tracing
Angka itu jauh melampaui kasus aktif Covid-19 nasional yang berada di angka 5,47 persen.
Kenaikan kasus ini, kata Wiku, menyebabkan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 khususnya ruang isolasi dan ICU mengalami peningkatan tajam. Bahkan, per 1 Juni 2021, lebih dari 90 persen tempat tidur terisi penuh.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.