Berdasarkan data yang dihimpun BNPB, dampak banjir yang cukup besar sebelumnya pernah terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT pada tahun 2010.
Banjir itu mengakibatkan 31 orang meninggal dunia, 7 orang hilang, 27 luka-luka, dan 159 rumah rusak.
Baca juga: REI Bantu Warga Terdampak Bencana Badai Seroja di NTT
Kemudian, pada tahun 2011 sempat terjadi banjir di Kabupaten Belu yang mengakibatkan 3.277 rumah dan 14 fasilitas umum rusak.
"Mungkin ini adalah dampak yang paling besar ya sejak dulu dan sekarang dalam satu dekade ini," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam telekonferensi pers, Rabu (7/4/2021).
Puluhan ribu orang terdampak
Dampak siklon tropis seroja yang terjadi di NTT pada awal April tahun ini juga menimbulkan korban jiwa serta membuat puluhan ribu masyarakat harus mengungsi.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat mengatakan, awalnya jumlah pengungsi di posko penampungan korban bencana dampak dari badai tropis siklon seroja di NTT mencapai 58.914 jiwa.
Namun, kian hari jumlah tersebut pun menurun. Pada Jumat (16/4/2021) tercatat ada 1.023 kepala keluarga atau 4.182 orang yang mengungsi.
"Awalnya, jumlah pengungsi yang ada di posko berjumlah 7.425 kepala keluarga atau 58.914 jiwa," kata Viktor dalam konferensi persnya yang disiarkan secara daring, Jumat (16/4/2021).
Kemudian, total korban akibat bencana ini hingga Jumat (16/4/2021) tercatat ada 181 orang meninggal dunia, warga hilang sebanyak 47 orang, luka-luka 225 orang.
Ribuan rumah hingga fasilitas umum juga rusak akibat bencana alam yang melanda wilayah NTT.
Akibat besarnya dampak siklon tropis seroja tersebut, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menetapkan status tanggap darurat bencana pasca-banjir bandang angin siklon tropis, hingga tanah longsor.
Status tanggap darurat tersebut berlaku sejak 6 April sampai 5 Mei 2021 dan ditetapkan dalam Surat Keputusan Nomor 118/KEP/HK/2021 tertanggal 6 April 2021.
"Terhitung mulai tanggal 6 April sampai 5 Mei 2021," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati, melalui keterangan tertulisnya, Kamis (8/4/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.