Kemudian, gelombang rossby equtorial, gelombang kelvin wave, dan synoptic scale yang merupakan fenomena ukuran pola cuaca yang terjadi pada satu hari sampai satu minggu dengan skala panjang wilayah horizontal.
Sementara itu, dampak tidak langsungnya juga sama seperti dampak langsung, tetapi terjadi di daerah lainnya dengan intensitas relatif lebih kecil.
"Termasuk juga gelombang pasang tapi dengan intensitas yang relatif lebih kecil," ujar dia.
Baca juga: BMKG: Intensitas Siklon Tropis Surigae Melemah dalam 24 Jam ke Depan
Miming mengatakan, banyak sekali penyebab munculnya siklon tropis di antaranya adalah STT anomali atau temperatur muka laut, la lina, Madden Jullian Oscillation (MJO).
Siklon Tropis Seroja di NTT
Belakangan ini, wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) terdampak oleh siklon tropis seroja.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut, bibit siklon ini telah berhasil dideteksi BMKG sejak 2 April 2021 sebagai Bibit Siklon Tropis 99S.
"BMKG telah mengeluarkan rilis informasi potensi cuaca ekstrem sebagai dampak dari bibit siklon tersebut sejak tanggal 2 April 2021," kata Dwikorita dalam konferensi pers, Minggu (4/4/2021).
BMKG juga menyatakan, siklon tropis yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu merupakan yang terkuat kedua setelah sebelumnya pernah terjadi pada 2008.
Hal itu Miming Saepudin dalam Rapat Koordinasi Tim Intelijensi Penanggulangan Bencana (TIPB) yang disiarkan secara daring, Kamis (29/4/2021).
"Siklon tropis ini memang siklon yang terkuat kedua setelah 2008, siklon Kenanga. Tetapi, posisinya memang kalau kenanga itu ada di Samudra Hindia, selatan Jawa. Kalau Seroja itu ada di wilayah NTT," kata Miming.
Baca juga: BMKG: Intensitas Siklon Tropis Surigae Melemah dalam 24 Jam ke Depan
Sementara itu, di daerah selatan di Indonesia biasanya terjadi pada November hingga Mei. Ia pun meminta masyarakat waspada.
"Jadi ke depannya mungkin ini yang perlu kita perhatikan bahwa kewaspadaan potensi siklon di wilayah selatan antara November-Mei, tetapi tingkat kejadian lebih tinggi dapat terjadi pada bulan April," ujar dia.
Selain itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sempat menyebut, banjir bandang akibat siklon tropis di NTT merupakan bencana alam yang mempunyai dampak paling besar dalam 10 tahun terakhir di provinsi tersebut.
Menurut Raditya, hampir seluruh daerah di NTT terdampak banjir bandang.