Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa dan Rizieq Adu Mulut karena Rizieq Sebut Kasus Petamburan Kriminalisasi

Kompas.com - 22/04/2021, 14:17 WIB
Ardito Ramadhan,
Rakhmat Nur Hakim

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Terdakwa kasus kerumunan di Petamburan Rizieq Shihab beradu mulut dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU) setelah eks pimpinan Front Pembela Islam (FPI) itu menyebut pelanggaran protokol kesehatan di Petamburan sebuah kriminalisasi.

Adu mulut bermula ketika Rizieq menyampaikan permohonan maaf dan terima kasih kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta Arifin karena Arifin terpaksa hadir sebagai saksi di persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (22/4/2021).

"Tapi perlu Anda tahu, bukan saya yang menghadirkan di sini tapi jaksa penuntut umum yang menghadirkan anda di sini karena pelanggaran prokes di Petamburan dikirminaliasikan, terima kasih Pak Arif," kata Rizieq, Kamis.

Baca juga: 36 Orang Melanggar Prokes di Acara Rizieq Shihab di Petamburan, Saksi: Total Denda Rp 1.450.000

Seketika, JPU yang berada di seberang Rizieq memotong pernyataan Rizieq dan mempertanyakan alasan Rizieq menyebut kata kriminalisasi.

"Kenapa keluar kata kriminalisasi," ujar salah seorang JPU.

Rizieq lalu menyatakan, dirinya berpendapat kasus yang menjeratnya itu merupakan bentuk kriminalisasi yang akan dibuktikan dalam pengadilan.

"Memang ini kriminalisasi, soal nanti ada kriminalisasi atau tidak, nanti majelis hakim memutuskan di akhir," kata Rizieq.

Untuk beberapa saat, Rizieq dan JPU saling melontarkan kata-kata dengan nada tinggi.

Rizieq pun sempat mempersoalkan pertanyaan yang diajukan JPU kepada saksi lain yakni Kapolsek Tebet Kompol Budi Cahyono dengan meggunakan kata hasutan.

Baca juga: Saksi: Rizieq Shihab Ajak Massa Berkumpul untuk Acara di Petamburan

"Anda sendiri sering berpendapat, tadi Anda mengatakan ke Pak Budi, 'Pak Budi itu gimana tentang ajakan hasutan', Anda gunakan kata hasutan, Anda gunakan kata hasutan, itu namanya Anda mengkriminalisasi undangan Maulid," kata Rizieq.

Majelis hakim pun berusaha menenangkan situasi dengan berujar, "Sudah, sudah".

Setelah beberapa saat, situasi pun mereda. Hakim meminta JPU agar tidak memotong pertanyaan yang diajukan Rizieq.

Sebaliknya, Rizieq juga diminta agar memberi pertanyaan secara lugas.

"Baik majelis hakim terima kasih banyak, maaf menggangu kenyamanan majelis hakim, terima kasih," kata Rizieq sebelum mengajukan pertanyaan ke saksi lainnya.

Beberapa saat sebelum keributan itu, Rizieq juga sempat beradu mulut dengan JPU setelah pertanyaannya kepada Arifin disebut menggiring oleh JPU.

Baca juga: Kasus Kerumunan Petamburan, Kuasa Hukum Rizieq Duga Keterangan Sejumlah Saksi Diarahkan

Saat itu, Rizieq tampak naik pitam hingga berdiri dan menunjuk jaksa. Selain Rizieq, beberapa anggota tim penasihat hukum Rizieq juga melakukan hal sama.

Adapun sidang hari ini beragendakan 14 orang saksi, di antaranya Kasatpol PP DKI Jakarta Arifin dan Kapolsek Tebet Kompol Budi Cahyono.

Selain Rizieq, ada lima terdakwa lain dalam perkara ini yaitu Haris Ubaidillah, Ahmad Sabri Lubis, Ali Alwi Alatas, Idrus alias Idrus Al-Habsyi, dan Maman Suryadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com