Penny menceritakan, meniti karier di birokrasi pemerintahan bukan hal yang mudah. Setelah menjabat berbagai posisi di Bappenas, ia mengaku sempat tersingkir dan ditempatkan sebagai pejabat fungsional.
Ia menyayangkan hal tersebut sekaligus mempertanyakan alasan dirinya ditugaskan sebagai pejabat fungsional karena Penny merasa tidak melakukan kesalahan apa pun selama bekerja.
Luapan kekecewaannya juga dituangkan Penny di dalam tulisan-tulisan yang dimuat di majalah dan koran terkait kepemimpinan birokrasi hingga reformasi birokrasi.
"Kemudian saya datangi pimpinan, 'kenapa saya di fungsional?'. Karena di fungsional tidak bisa mengambil keputusan, tidak bisa bersuara, jadi saya minta dikasih tugas kalau saya fungsionalkan, kasih saya tugas," kata Penny Lukito.
Baca juga: LBM Eijkman Targetkan Vaksin Merah Putih Dapat Izin BPOM Pertengahan 2022
Alhasil, Penny dipercaya menjadi Komisi Nasional Perumusan Agenda Pembangunan Pasca Millenium Development Goals pada 2015.
Tak berhenti di Bappenas, Penny merasa sempat diperebutkan oleh mantan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dan Presiden Joko Widodo. Kala itu, ia terpilih sebagai eselon satu di Kemenko PMK setelah melewati seleksi.
Namun, Presiden Jokowi menahan pengangkatannya di Kemenko PMK dengan alasan akan ditugaskan sebagai Kepala BPOM.
"Padahal Bu Puan sudah semangat sekali wawancara saya dan dia senang sekali untuk saya jadi stafnya. Tapi akhirnya ditahan oleh Pak Presiden dan menugaskan (di BPOM) tapi harus ikut seleksi," ujarnya.
Baca juga: Hari Kartini, Tina Toon Cerita Pengalaman Terjun ke Politik hingga Megawati yang Menginspirasinya
Dilantik pada 20 Juli 2016, Penny mengatakan, saat itu muncul polemik dikarenakan Presiden Joko Widodo memilih BPOM dipimpin oleh sosok yang tidak memiliki latar belakang pendidikan Farmasi.
Menurut Penny, kala itu Presiden Jokowi menyebutkan bahwa ditunjuknya ia sebagai Kepala BPOM untuk membawa perubahan dengan aspek manajerial yang baik.
"Itu pesan Pak Jokowi saat itu. Beliau terus mendukung BPOM percepatan perizinan dan mendukung perkembangan dunia usaha, menegakkan hukum tentunya," kata Penny.
Baca juga: Soal Vaksin Nusantara, BPOM: Harus Ada Perbaikan Dulu Sebelum Lanjut Uji Klinik Fase II
Penny mengatakan, memimpin BPOM adalah sesuatu yang menantang dan mengagetkan lantaran instansi tersebut sangat berbeda dari bidang yang sebelumnya digelutinya.
Namun, ada satu hal yang membuat dia yakin dapat mengemban amanah baru itu dengan baik, yaitu keberanian.
"Saya diberi Tuhan dengan keberanian, saya juga lihat saya terlalu berani mungkin," ujar dia.
Prinsip keberanian itu juga yang dia pegang saat memimpin BPOM yang merupakan lembaga dengan tanggung jawab besar akan keselamatan masyarakat.
Baca juga: Hari Kartini, Kompolnas Harap Polri Tingkatkan Jumlah, Kualitas, dan Peran Polwan