Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brigjen Ida Oetari Poernamasasi: Saya Pejuang Gender

Kompas.com - 21/04/2021, 13:23 WIB
Tsarina Maharani,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

"SAYA pejuang gender and I love it."

Brigadir Jenderal (Brigjen) Ida Oetari Poernamasasi mengucapkan kalimat itu tanpa cela. Tidak ada keraguan terdengar dari nada bicaranya.

Pengalamannya menangani isu perempuan memang tidak bisa dianggap enteng. Ia memulainya bertahun-tahun lalu, saat masih bertugas di unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Jawa Timur.

Suatu hari, ia mendapat tugas memimpin pusat krisis perempuan dan anak bentukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pusat krisis itu dibentuk untuk menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak se-Jawa Timur.

Baca juga: Profil Brigjen Ida Oetari, Perwira Perempuan yang Ditunjuk Kapolri Jadi Wakapolda Kalteng

Ida ditunjuk sebagai ketua pelaksana harian. Dengan pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), ia membawahi sejumlah personel Polda Jawa Timur, petugas dinas kesehatan dan dinas sosial provinsi.

Mereka bertugas memberikan layanan kesehatan, psikososial, hingga bantuan hukum kepada korban kekerasan.

Dalam menjalankan tugasnya, Ida mendapat dukungan dari berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) bidang perempuan dan anak.

Ia juga menjalin kerja sama dengan non-governmental organization (NGO) asing, seperti International Labour Organization (ILO) dan United Nations Children's Fund (UNICEF).

“Itu menjadi role model pelaksanaan penanganan kasus kekerasan perempuan dan anak di seluruh Indonesia,” tutur Ida kepada Kompas.com, awal April 2021.

Baca juga: Pantang Pulang Sebelum Padam ala Irma Hidayana, Inisiator Platform LaporCovid-19

Ida mengelola pusat krisis kekerasan perempuan dan anak selama tiga tahun. Kemudian, ia bertugas di bidang pengelolaan sumber daya manusia (SDM) Polda Jatim dan dimutasi ke Mabes Polri untuk mengurusi bidang yang sama.

Namun, ia masih kerap diminta untuk menangani isu-isu yang berkaitan dengan perempuan. Ia ikut dalam program pengarusutamaan gender, meski saat itu bertugas di bagian pengelolaan SDM.

“Walaupun saya ditempatkan di bagian SDM, saya masih mengurusi bagaimana gender mainstreaming di kepolisian,” ujarnya.

Pemberdayaan perempuan

Ida mengakui, persentase polisi wanita (polwan) masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan polisi laki-laki.

Menurut data yang ia ketahui, jumlah polwan di institusi Polri saat ini hanya 5,6 persen atau sekitar 25 ribu dari 360 ribu anggota Polri.

Selain itu, masih jamak anggapan—bahkan dari para polwan itu sendiri—bahwa polwan hanya menjadi “pemanis” atau “pajangan” saja.

“Satu hal yang harus dihilangkan untuk polwan Indonesia adalah melihat perempuan seperti pajangan. Konsep seperti ini yang polwan Indonesia harus tahu bahwa dia tidak hanya diliat dari luarnya saja,” ucapnya.

Baca juga: Kisah Polwan Anak Tukang Sayur, Dulu Diremehkan, Kini Jadi Kasat Narkoba

Isu pemberdayaan perempuan terus menjadi perhatian utama Ida hingga mengemban jabatan Wakil Kepala Polisi Daerah (Wakapolda) Kalimantan Tengah.

Penugasannya sebagai Wakapolda Kalteng diteken oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo lewat sebuah surat telegram tanggal 18 Februari 2021.

Sebelumnya, perempuan kelahiran Probolinggo tahun 1964 itu, menjabat sebagai Analis Kebijakan Utama bidang Gadikwa Lemdiklat Polri.

Ida memimpin Polda Kalteng bersama Kapolda Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo. Saat ini, ada empat isu pokok di Kalteng, yaitu soal penyebaran Covid-19, kebakaran hutan dan lahan, pertambangan ilegal, dan penebangan ilegal.

Ida mengatakan, sebisa mungkin selalu melibatkan polwan dalam berbagai kegiatan. Ia dan Kapolda pun berupaya memberikan kesempatan yang sama bagi para polwan dalam berkarier.

“Pak Kapolda punya perspektif gender yang bagus,” ujar Ida sambil mengacungkan kedua jempol.

Baca juga: Panggil Aku Kartini Saja, Potret Kekaguman Pramoedya...

Meskipun jumlah polwan di Kalimantan Tengah masih sedikit, saat ini ada beberapa jabatan kepala polsek di Kalimantan Tengah yang diisi oleh polwan.

Menurut Ida, kehadiran polwan di tingkat pembuat kebijakan harus terus didorong.

Ida ingin banyak polwan yang mengikuti Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Lemdiklat Polri untuk meningkatkan mutu SDM di Kalimantan Tengah.

“Kapolsek (polwan) kita ada beberapa di sini. Padahal tempatnya lumayan jauh, perjuangannya cukup banyak,” tuturnya.

"Katak dalam tempurung"

Setelah lulus dari Sespim Lemdiklat Polri, Ida melanjutkan pendidikan ke Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI. Kemudian, ia menempuh pendidikan sarjana di Lembaga Administrasi Negara (LAN).

Ia meraih gelar sarjana kebijakan publik di sana dan melanjutkan studi di bidang yang sama hingga jenjang magister di Universitas Indonesia (UI).

Selain mengemban tugas sebagai Wakapolda Kalteng, Ida aktif terlibat dalam Asosiasi Polisi Wanita Internasional (IAWP). Ia memulai keterlibatan di IAWP sebagai anggota pada 2009 dan kini menjabat sebagai wakil ketua.

Baca juga: Kartini dan Pemikiran tentang Perempuan Berani, Mandiri, dan Penuh Perjuangan...

Pada September mendatang, IAWP akan menggelar konferensi tahunan yang diikuti polwan seluruh dunia. Ida menjadi salah satu koordinator konferensi.

Tujuan dari IAWP yaitu untuk memberikan wawasan dan pemberdayaan bagi para polwan.

Ida ingin polwan mampu melihat dunia dengan perspektif yang lebih luas dan tidak menjadi “katak dalam tempurung”.

Ia ingin para polwan menyadari bahwa mereka memiliki potensi luar biasa untuk berkontribusi ke masyarakat, tak sekadar menjadi “pajangan”.

Baca juga: Ngasirah, Sosok di Balik Perlawanan Kartini terhadap Ketidakadilan

Ida menegaskan, perempuan dapat menciptakan karakter kepemimpinannya sendiri. Kepemimpinan perempuan tak mesti sama, bahkan, kata Ida, harus berbeda dari laki-laki.

Menurutnya, tidak perlu takut menjadi berbeda dan menjadi yang terbaik.

"Alhamdulillah selama ini yang bekerja dengan saya, tidak pernah underestimate saya. Karena yang saya tunjukkan adalah saya bisa bekerja, saya bisa kerja terbaik, I am different with you. Itu yang saya lakukan," ujar Ida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com