JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Mabes Polri mulai menyusuri wilayah-wilayah yang sulit dijangkau akses bantuan dalam penanganan bencana banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala Satgas Back Up Penanganan Banjir Bandang dan Longsor NTT Mabes Polri Irjen (Pol) Anang Revandoko menyatakan, salah satu wilayah yang terdampak cukup parah yaitu Desa Taramana, Kecamatan Alor Timur Laut, Kabupaten Alor karena akses menuju ke sana terputus.
"Tidak adanya listrik ataupun jaringan seluler tidak menurunkan semangat tim dari Polri untuk membantu masyarakat korban angin puting beliung dan banjir di desa tersebut," kata Anang dalam keterangan tertulis, Senin (12/4/2021).
Baca juga: TNI Kerahkan KRI Ahmad Yani 351 untuk Kirim Bantuan ke NTT
Anang mengatakan, dalam kegiatan tersebut, tim kesehatan Korps Brimob Polri dan Pusdokkes Polri serta anjing pelacak K-9 turut serta untuk mempercepat penanganan bencana.
Dia menjelaskan, anjing pelacak K-9 dikerahkan untuk membantu proses pencarian korban yang masih hilang.
"Pelibatan tim kesehatan Korbrimob terdapat seorang wanita/ibu-ibu di mana lokasi operasi sangat ekstrem. Kami juga melibatkan dua anjing pelacak untuk mempercepat pencarian korban dari satuan K-9 Baharkam Polri," ujarnya.
Selain itu, lanjut Anang, tim Mabes Polri juga membawa logistik berupa makanan dan obat-obatan dengan menggunakan Kapal Bharata-8004 milik Korpolairud Baharakam Polri.
Baca juga: UPDATE: 177 Orang Meninggal Akibat Banjir Bandang NTT, 45 Masih Hilang
Kepala Urusan DVI Bidkesjas Korps Brimob Polri AKP Zaid mengatakan, bantuan pelayanan kesehatan dari Brimob Polri ini merupakan bentuk kehadiran Korps Bhayangkara bagi masyarakat NTT terdampak bencana.
Zaid yang merupakan salah satu dokter RS Brimob itu mengaku siap mendukung pelayanan kesehatan agar aktivitas masyarakat NTT kembali pulih.
"Ini perjalanan yang luar biasa, karena banyak hal yang bisa kami lakukan terhadap masyarakat NTT, terutama daerah-daerah yang cukup terdampak bencana," ucap Zaid.
"Kami hadir untuk masyakarat NTT dalam rangka pelayanan kesehatan dan apapun yang dapat mendukung aktivitas masyarakat NTT kembali nromal," ujar dia.
Baca juga: Usaha Cari Korban Hilang di NTT, Turunkan Anjing Penyelamat hingga Libatkan Ribuan Anggota TNI Polri
Hingga Minggu (11/4/2021) malam, sebanyak 177 orang dinyatakat meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan siklon tropis seroja di NTT. Selain itu, 45 orang hilang dan masih dalam pencarian.
"Sampai dengan hari ini jumlah korban akibat dari siklon tropi seroja berjumlah 177 orang yang meninggal," kata Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi dalam konferensi pers dalam YouTube BNPB Indonesia, Minggu.
Adapun, 177 korban meninggal dunia tersebar di Kota Kupang 6 orang, Kabupaten Flores Timur 72 orang, Kabupaten Malaka 7 orang, Kabupaten Lembata 47 orang, dan Kabupaten Ende 1 orang. Kemudian, di Kabupaten Sabu Raijua 3 orang, Kabupaten Alor 28 orang, Kabupaten Kupang 12 orang, dan Kabupaten Sikka 1 orang.
Selain itu, 45 orang yang hilang rinciannya ialah 2 orang hilang di Kabupaten Flores Timur, 22 orang hilang di Kabupaten Lembata, 5 orang hilang di Kabupaten Sabu Raijua, 13 orang hilang di Kabupaten Alor, dan 3 orang hilang di Kabupaten Kupang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.