Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Saat Pak Kiai Jadi Komut PT KAI

Kompas.com - 04/04/2021, 17:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Menurut Erick Tohir, penunjukan Kang Said jadi Komut PT KAI, antara lain berkaitan dengan masalah-masalah sosial yang berkaitan dengan BUMN ini.

“Kemarin, kita ada sinkronisasi bagaimana kereta api banyak sekali pembangunan, terutama di daerah. Kita melihat figur Pak Said Aqil adalah figur yang baik untuk menangani isu sosial,“ kata Erick Thoir di Balai Kota Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis, 4 Maret 2021.

Sementara itu, seorang pegawai kantor BUMN juga mengatakan, pengangkatan Kang Said jadi Komut PT KAI karena beliau bisa membangun nilai-nilai kebangsaan di BUMN, termasuk di PT KAI.

Penumpang kereta banyak orang NU

Dalam pembicaraan di kantor PBNU, Kang Said setuju ketika saya katakan, posisi Komisaris Utama KAI ini penting, paling tidak angkutan umum kereta api ini sampai kini masih cenderung sebagai simbol pelayanan untuk rakyat banyak di Indonesia.

“Juga, paling banyak penumpang kereta api adalah orang NU, karena orang NU cukup banyak di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa,” ujar Kang Said semi bercanda dengan gaya khasnya. 

Ketika ditetapkan sebagai Komut PT KAI, Kang Said langsung blusukan di sejumlah stasiun dan di kereta api. Ia juga mengatakan akan tetap kritis melihat perusahaan ini demi kebaikan banyak orang dan Indonesia.

Tak lupa beberapa kali Kang Said memuji Ignatius Jonan yang mengangkat nama baik kereta api ketika yang bersangkutan menjadi direktur utama PT KAI.

“WC-WC dan stasius jadi bersih dan teratur,” ujar Kang Said mengenang revolusi budaya baik yang dilakukan Jonan bagi angkutan umum yang paling banyak penumpangnya di Jawa ini.

Dalam percakapan itu, saya mengatakan, kereta api juga simbol kecil Indonesia yang pluralis. Orang diperbolehkan naik kereta api bukan berdasarkan agama, suku, kelompok, golongan, dan seterusnya. Itulah salah satu simbol kecil Nusantara.

Yang tidak boleh naik kereta api sebagai penumpang umum adalah mereka yang tidak punya karcis (tiket) sesuai dengan nama pemegang tiket di KTP, diduga penyandang covid-19, membawa bom untuk aksi terorisme.

Dalam konteks ini rasanya Kang Said sebagai ketua umum organisasi terbesar di Indonesia memang cocok jadi Komut KAI.

Ada pula benang merah samar-samar, tapi punya nilai sejarah dalam hubungan antara Kang Said dengan kereta api. Kang Said lahir dengan nama Said bin Siroj bin Muhammad Said. Ia lahir pada pada 3 Juli 1953, di Desa Kempek, Kecamatan Gempol, Palimanan, Cirebon.

Ayah Kang Said, KH Aqil Siroj, adalah pengasuh Pesantren Kempek, salah satu pesantren penting dalam sejarah Cirebon dan Indonesia. Dalam satu tahun (2017 - 2018 ), Presiden Joko Widodo dua kali datang di Pesantren Kempek.

Kiai Aqil (ayah Kang Said) mewarisi darah ulama dari Pesantren Gedongan, timur Cirebon. Kyai Aqil merupakan putera dari Kiai Siroj, keturunan dari Kyai Muhammad Said Gedongan. Kyai Muhammad Said adalah pengsuh pengasuh Pesantren Gedongan dan pejuang melawan penjajah Belanda. Beliau wafat pada 1931.

Menurut kisah, Kiai Muhammad Said (kakek buyut Kang Said) terkenal jadug (kekuatan supranatural). Suatu saat Kiai Muhammad Said gusar karena para santrinya datang terlambat ke pesantren setelah liburan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com