JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kemampuan Indonesia dalam mendeteksi varian baru virus corona masih lambat dari negara-negara lain.
"Dalam satu tahun kita baru melakukan 172 testing genomic. Sehingga kalau ada varian baru sulit teridentifikasi. Padahal beberapa negara setahun itu bisa 10.000 testing yang dilakukan," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR yang ditayangkan kanal YouTube DPR RI, Senin (15/3/2021).
Oleh sebab itu, Budi mengatakan, pihaknya berkerja sama dengan Badan Litbang Kesehatan (Balitbangkes) dan 16 laboratorium di bawah koordinasi Kemenristek/BRIN.
"Kami tingkatkan dengan membentuk jaringan laboratorium bersama Kemenristek/BRIN 8 Januari," ujarnya.
Baca juga: Menkes: Pengiriman 11,7 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca Ditargetkan Selesai Mei 2021
Menurut Budi, dari hasil kerja sama tersebut pihaknya menemukan kasus mutasi baru virus corona B.1.1.7 asal Inggris.
Ia mengatakan, seluruh pasien yang terpapar mutasi virus corona B.1.1.7 sudah dinyatakan negatif.
"Kita sudah menindaklanjuti untuk tracing-nya dan Alhamdulillah sampai sekarang semuanya negatif," ucapnya.
Lebih lanjut, Budi mengatakan, pihaknya akan memperkuat pendeteksian mutasi virus corona melalui metode whole genom sequencing (WGS) di seluruh laboratorium yang dimiliki Kemenristek/BRIN.
Baca juga: UPDATE: 1,36 Juta Kasus Covid-19 dan Permintaan Jokowi Tak Turunkan Testing
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.