Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imparsial: Disayangkan Ada Narasi Hakim yang Jatuhkan Vonis Mati Dianggap Tegas

Kompas.com - 12/03/2021, 19:24 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Imparsial Amalia Suri menyayangkan sebuah anggapan yang berkembang terhadap hakim yang menjatuhkan hukuman mati kepada terdakwa.

“Ini sangat disayangkan juga karena ada romantisasi atau semacam narasi bahwa hakim yang berani menjatuhkan hukuman mati itu dianggap tegas, pemberani,” ungkap Amalia dalam diskusi daring, Jumat (12/3/2021).

Padahal, anggapan tersebut dinilai malah membuat hakim semakin bersemangat untuk menjatuhkan hukuman mati.

Baca juga: Jual Senjata untuk KKB, 2 Oknum Polisi Terancam Hukuman Mati

Sebab, hakim tersebut beranggapan mereka akan mendapat kenaikan pangkat atau keuntungan lainnya apabila menghukum mati terdakwa.

Menurut hasil pemantauan Imparsial, terdapat 197 vonis hukuman mati yang dijatuhkan di berbagai tingkat pengadilan selama pascareformasi atau dalam kurun waktu tahun 1998-2013.

Kemudian, pada periode pertama kepemimpinan Presiden Joko Widodo (2014-2019), tercatat ada 221 vonis hukuman mati yang dijatuhkan.

Sementara, terdapat 115 vonis mati yang dijatuhkan dalam periode kedua pemerintahan Jokowi (2019-2021).

“Ini menunjukkan minimnya komitmen dari pemerintah untuk melindungi hak hidup masyarakatnya,” ujar dia.

Jika dirinci, sebanyak 115 vonis mati di periode kedua Jokowi itu dijatuhkan dalam 82 kasus narkotika, 33 kasus pembunuhan, dan satu kasus terorisme.

Adapun pengadilan yang paling banyak menjatuhkan vonis mati adalah PN Medan dengan 16 vonis mati.

Baca juga: Kasus Korupsi di Tengah Pandemi Covid-19 yang Berujung pada Wacana Hukuman Mati

Disusul dengan PN Bengkalis (13 vonis mati), PN Palembang (9 vonis mati), dan PN Batam (8 vonis).

Jika dilihat dari waktu vonis, Imparsial melihat vonis mati paling tinggi dijatuhkan pada Maret-Juni 2020.

“Lagi Covid pun, situasi pandemi seperti ini tidak menghalangi pengadilan untuk menjatuhkan hukuman mati,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com