JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta para sivitas akademika mengubah cara-cara lama dengan yang baru.
Ia menyebutkan, dibutuhkan disrupsi atau perubahan besar dan fundamental untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Hal ini Jokowi sampaikan saat membuka Dies Natalis ke-45 Universitas Sebelas Maret (UNS) secara daring, Jumat (12/3/2021).
"Saya tahu, sering kali tidak mudah untuk memperkenalkan cara-cara baru, tidak mudah untuk melakukan disrupsi terhadap diri sendiri. Padahal, jika tidak berani mendisrupsi diri kita, akan didisrupsi oleh zaman yang sedang berubah dengan cepat," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Pandemi Ajarkan Kita Dobrak Cara Hidup Lama untuk Kebiasaan Baru
Jokowi mengatakan, dalam dunia yang cepat berubah seperti saat ini, kecepatan, kreativitas, dan inovasi merupakan kunci untuk memenangi kompetisi.
Ia mewanti-wanti para sivitas akademika untuk tidak terjebak dengan cara yang biasa-biasa saja. Ia juga berpesan agar tak ada yang tersandera oleh rutinitas.
Di tengah masa pandemi Covid-19, kata dia, cara-cara baru harus terus dikembangkan.
"Pandemi Covid-19 telah mengajarkan kepada kita untuk mendobrak cara-cara lama yang dulu dianggap tabu sekarang justru menjadi cara hidup baru," ujarnya.
Jokowi menyebut digitaliasi yang dulu sulit diperkenalkan kini mulai banyak diterapkan. Oleh karena itu, diharapkan semua institusi, termasuk kampus, mampu memanfaatkan hal ini.
Baca juga: Presiden Jokowi Keluarkan Limbah Batu Bara dari Kategori Berbahaya
Ukuran kinerja pun harus diubah, cara-cara penganggaran harus diubah, dan program-program kerja baru harus diperkenalkan.
Menurut Jokowi, dibutuhkan perubahan program studi, perubahan kurikulum, dan perubahan karakter dosen di setiap perguruan tinggi.
"Saya yakin UNS sedang mengukuhkan komitmen untuk melakukan perubahan besar, untuk mengembangkan IPTEK yang sesuai dengan tuntutan zaman, untuk melahirkan lulusan yang dibutuhkan oleh masa depan, pasar tenaga kerja mengalami perubahan yang sangat drastis, banyak jenis pekerjaan lama yang hilang yang tidak dibutuhkan lagi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.