Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WAWANCARA KHUSUS: Cerita Pasien 01 soal Gejala Awal Covid-19 dan Tahu Usai Diumumkan Jokowi

Kompas.com - 10/03/2021, 05:29 WIB
Bayu Galih,
Nicholas Ryan Aditya,
Tatang Guritno

Tim Redaksi

Sampai hari ke-10, demamku masih terus-terusan. Jadi aku sudah minum paracetamol tiga kali sehari selama 10 hari ini lambung aku ya kelamaan kena obat kan jadinya. Saat itu vertigo kira-kira lima hari sama diare, muntahnya itu mungkin dua-tiga hari pertama, tapi yang lama itu memang menggigil, keringat dingin demam, dan batuknya.

Waktu itu aku mikir jangan-jangan kena corona. Tapi enggak mungkin, saat itu kan mikirnya begitu, karena video-video yang beredar online itu kan kayak di Wuhan, orang-orang lagi jalan di pinggir jalan, tiba-tiba pingsan, meninggal.

Aku pikir ah ini kayaknya flu biasa, karena memang aku sering sakit jadi emang aku kalau flu itu selalu vertigo. Cuma waktu itu kok sampai 10 hari, demamnya juga sampai 38,5 derajat terus-terusan.

Akhirnya 27 Februari itu ke rumah sakit bareng Ibu (Maria Darmaningsih, Pasien 02), karena Ibu juga drop juga saat itu dan diagnosisnya aku pneumonia dan ibu typus, dirawat.

Saat itu aku memang sudah minta untuk dites Covid karena ada keluarga di Austria. Saat itu kan di Eropa sudah lumayan parah ya, Cuma pas aku minta tes memang ditolak dengan alasan ini enggak mengarah ke situ kok, jadi enggak perlu.

Saat itu hanya RSPI Sulianti Saroso dan RSPAD Gatot Subroto, sama RS Persahabatan yang ada tes PCR-nya. Gejalanya seperti itu.

Nah, waktu aku dapat kabar dari temanku bahwa ada WNA yang di restoran yang sama dua hari berturut-turut dengan aku dan baru tanggal 26 Februari confirm positif Covid. Begitu aku bilang ke dokternya, baru aku kemudian ditransfer ke RSPI Sulianti Saroso sama ibu.

Jadi bagaimana proses kontak dengan WNA yang Covid-19 itu? Ada acara apa?

Karena kan aku baru masuk rumah sakit awal 27 Februari, nah 28 Februari itu aku ditelepon sama teman-teman di Malaysia. Jadi memang kami ada komunitas dansa, pas lagi ada acara Valentine 14 Februari.

Jadi ada event, dan WNA ini tinggal di Malaysia, ke Jakarta. Dia juga ada di dua restoran tempat aku juga di situ dua hari berturut-turut.

Jadi temanku memang menelepon, bilang: Sita ini tanggal 26 (Februari) orang ini sudah konfirmasi positif, sudah tracing dan dilihat dia habis dari restoran yang sama. Jadi itu kan tanggal 28, nah baru tanggal 29 malam itu aku bilang ke dokter kalau ada di ruangan yang sama, dua hari berturut-turut, jadi baiknya dites.

Nah itu langsung proses seharian, 1 Maret. Hari Minggu itu aku sama ibu ditransfer ke RSPI Sulianti Saroso, langsung masuk ruang isolasi. Paginya, 1 Maret itu langsung dites darah, swab test dan segala macam.

Saat berada di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso, apa yang dipikirkan saat itu?

Nah begitu masuk RSPI Sulianti Saroso, aku inget banget sama ibu kami teleponan, karena langsung dipisah isolasinya. Pastinya lumayan stres, tertekan karena baru kali itu diperlakukan, diurus dengan baju APD, kayak lagi di film-film nih.

Wah itu stres banget sih, kami sampe berpikir ini semua benar enggak, sih. Terus masuk ruang isolasi pertama kali, sendiri teleponan. Kami yakin kok negatif, positive thinking pasti negatif, Selasa keluar. Tiba-tiba yang keluar (hasilnya) positif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com