Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Helikopter, Kepala BNPB, Menko PMK, dan Menteri PUPR Tinjau Lokasi Jebolnya Tanggul Sungai Citarum

Kompas.com - 22/02/2021, 13:58 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau lokasi jebolnya tanggul Sungai Citarum, Jawa Barat pada Senin (22/2/2021) pukul 08.00 WIB.

Hal ini disampaikan oleh Tenaga Ahli BNPB Egy Massadiah dalam keterangan rilis. Adapun peninjauan lokasi bencana dilakukan dari udara menggunakan helikopter.

"Kami terbang sekitar satu jam," kata Egy Massadiah dalam keterangan rilis yang diterima Kompas.com, Senin.

Baca juga: Tinjau Lokasi Banjir Sungai Citarum, BNPB Prioritaskan Logistik Siap Saji dan Evakuasi Korban yang Sakit

Egy menyertakan tayangan video berdurasi enam menit yang menggambarkan dengan jelas kondisi terkini di daerah Sungai Citarum.

Dari video itu, pantauan udara menunjukkan rumah-rumah warga terendam banjir. Jalan di sekitar rumah juga sudah tak terlihat karena tertutup genangan air banjir.

Selepas meninjau lokasi, ketiga pejabat publik itu menyampaikan keterangannya.

Doni mengungkapkan, pihaknya akan berkoordinasi untuk memprioritaskan bantuan kepada korban terutama dari sisi logistik siap saji.

"BNPB akan mengkoordinasikan terutama untuk memberikan bantuan terutama untuk masyarakat yang terdampak, prioritasnya adalah logistik yang siap saji," kata Doni dalam video news rilis yang diterima Kompas.com, Senin (22/2/2021).

Pihaknya juga akan memprioritaskan korban yang memiliki gangguan kesehatan untuk dievakuasi terlebih dahulu.

Baca juga: Leningan Citarum Utara Bocor, Warga Khawatir Tanggul Jebol


Kemudian, Menteri PUPR Basuki menyampaikan, banjir bukan hanya karena tanggul Sungai Citarum yang jebol, melainkan dari tanggul-tanggul saluran irigasi yang ikut jebol.

Menurut dia, banjir juga dikarenakan luapan air dari Bendungan Jatiluhur dan Sungai Cibeet. Adapun Sungai Cibeet merupakan anak sungai Citarum.

Debit sungai Cibeet, kata dia, saat ini masuk ke Sungai Citarum 900 meter kubik per detik.

"Saya kira ini karena ada di hilirnya bendungan Jatiluhur. Hilir BJatiluhur ada anak Citarum namanya Sungai Cibeet. Jadi walaupun dari Jatiluhur dikurangi outflow-nya karena hanya untuk menggerakkan listrik, tetapi bergabung dengan Cibeet menjadi 1.300 meter kubik per detik," ujar dia.

Basuki mengatakan, sementara kapasitas sungai Citarum hanya dapat menampung 1.100 meter kubik per detik, sehingga, sungai itu akhirnya tidak bisa lagi menampung aliran sungai dan meluap.

Baca juga: Viral Video Tanggul Sungai Citarum Jebol, Bagaimana Kondisinya?

Sementara itu, Menko PMK Muhadjir Effendy mengutarakan pandangannya bahwa peninjauan melalui udara dilakukan untuk membuat dasar kebijakan yang komprehensif.

"Dari pandangan itu, saya kira kita akan bisa mendapatkan beberapa kesimpulan yang bisa dijadikan dasar untuk membuat kebijakan yang lebih utuh dan lebih komprehensif terutama dari bapak Menteri PUPR dan bapak Kepala BNPB," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com