Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Masjid Miliki Peran Penting Lestarikan Cara Berpikir Moderat

Kompas.com - 11/02/2021, 11:23 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, masjid memiliki peran penting dalam melestarikan cara berpikir moderat umat.

Penerapan cara berpikir demikian, kata dia, merupakan salah satu yang melahirkan peradaban Islam hingga dunia sebagaimana yang diajarkan Rasulullah.

"Peran terpenting masjid adalah sebagai wadah untuk melestarikan cara berpikir sebagaimana diajarkan Rasulullah," ujar Ma'ruf saat memberi sambutan di Peringatan HUT ke-65 Universitas Ibnu Chaldun Jakarta secara virtual, Kamis (11/2/2021).

Menurut Ma'ruf, pelestarian dan penerapan cara berpikir tersebutlah yang melahirkan peradaban Islam yang menjadi peradaban dunia.

Baca juga: Sunan Giri, Menyebarkan Islam Lewat Permainan Kanak-kanak

Terutama pada zaman kejayaan Islam dari tahun 800 sampai 1258 Masehi.

Ma'ruf mengatakan, pada masa tersebut peradaban Islam menjadi supremasi peradaban dunia.

Antara lain Islam menyumbangkan berbagai ilmu pengetahuan yang menjadi dasar peradaban modern saat ini seperti ilmu kedokteran, fisika, aljabar, astronomi, dan sebagainya.

"Sebagai intisari peradaban, cara berpikir adalah kunci utama dari maju mundurnya sebuah peradaban," kata dia.

Sebab saat ini, ia menilai perkembangan peradaban terhambat karena cara berpikir yang sempit terhadap perubahan.

Baca juga: Fondasi Masjid dari Periode Awal Islam Ditemukan di Israel

Oleh karena itu, dirinya pun tidak ingin umat Islam ikut ke dalam arus berpikir sempit seperti beberapa fenomena yang muncul belakangan.

Contohnya, pemikiran sempit tentang orang-orang yang tidak percaya bahwa pandemi Covid-19 adalah nyata.

"Atau percaya pada teori-teori konspirasi tanpa mencoba untuk memahami fenomena dengan akal sehat dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan," kata dia.

Ma'ruf menilai, cara berpikir sempit tersebut juga merupakan salah satu penyebab munculnya sifat egoistik, tidak menghargai perbedaan pendapat serta tidak mau berdialog.

Selain itu, cara berpikir sempit juga bisa melahirkan pola pikir yang menyimpang dari arus utama.

Baca juga: Wapres: Cara Berpikir Sempit adalah Hambatan Perkembangan Peradaban

"Bahkan menjadi radikal yang dapat menjustifikasi kekerasan dalam menyelesaikan masalah," kata dia.

Cara bepikir sempit demikian, dinilainya akan menghambat upaya membangun kembali peradaban Islam yang salah satunya dimulai dari masjid.

Oleh karena itu, masjid pun memiliki peranan untuk membangun kembali peradaban Islam dengan mengembalikan cara berpikir yang moderat (wasathy), dinamis, dan tidak ekstrem.

"Cara berpikir wasathy ini merupakan jalan lurus yang senantiasa kita minta dalam setiap shalat dengan bacaan (Ihdinas shirathal mustaqim). Shirathal mustaqim adalah jalan moderat, bukan jalan yang melenceng ke kanan (as-shirath al-ifrathy) ataupun yang melenceng ke kiri (as-shirath al-tafrithy)," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com