Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Rasialisme terhadap Natalius Pigai yang Mulai Diselidiki Bareskrim

Kompas.com - 26/01/2021, 09:00 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Foto kolase mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, yang yang dianggap bernada rasialisme menjadi perhatian publik.

Foto itu diunggah akun Facebook Ambroncius Nababan, Minggu (24/1/2021). Tangkapan layar mengenai konten tersebut diunggah oleh Natalius sendiri di akun Twitter-nya.

Setelah unggahan akun Facebook tersebut beredar, Polri mengaku sudah melihat ada hal yang tidak pantas dari konten tersebut. Aparat kepolisian lalu melakukan analisis.

Polri mengeklaim langkah itu merupakan penerapan bentuk prediktif sebagai bagian dari konsep "Presisi”.

Adapun "Polri Presisi" merupakan konsep pemolisian yang prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan.

"Dari pihak kepolisian tidak tinggal diam. Kami sudah bisa memprediksi dengan adanya postingan itu dan kita sudah melakukan analisis oleh Cyber Bareskrim," ungkap Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (25/1/2021).

Dari hasil analisis yang dilakukan Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, polisi sudah mendeteksi lokasi terduga pelaku.

Baca juga: Dugaan Rasisme, Ambroncius Mengaku Kesal Natalius Pigai Kritisi Vaksinasi Covid-19

Maka dari itu, kasus yang awalnya dilaporkan ke Polda Papua Barat kemudian diambil alih Bareskrim.

"Diduga dari analisis Siber itu adalah yang melakukan ada di Jakarta. Makanya, untuk LP-nya dilimpahkan ke Bareskrim Polri,” katanya.

Bareskrim pun melakukan penyelidikan dan dimulai dengan memanggil pemilik akun Facebook Ambroncius Nababan tersebut.

Kritik satire

Pada hari yang sama, Ambroncius Nababan menyambangi Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, untuk memberikan keterangan kepada polisi.

Ia seharusnya memberi keterangan pada Rabu (27/1/2021). Namun, sebagai Ketua Relawan Pro Jokowi-Maruf Amin (Pro Jamin), Ambroncius mengaku terpanggil untuk memberi penjelasan sebagai bentuk tanggung jawabnya.

Ambroncius mengungkapkan, konten yang diunggahnya itu sebagai kritik satire. Ia mengeklaim tak berniat menghina siapa pun.

"Itu saya akui saya yang buat. Sifatnya itu satire, kritik satire. Kalau orang cerdas tahu itu satire, itu lelucon-lelucon. Bukan tujuannya untuk menghina orang, apalagi menghina suku dan agama. Tidak Ada. Jauh sekali, apalagi menghina Papua," ujar Ambroncius di Gedung Bareskrim, seperti dikutip Tribunnews.com.

Baca juga: Dugaan Rasisme, Ambroncius Mengaku Kesal Natalius Pigai Kritisi Vaksinasi Covid-19

Dari penjelasannya, foto Natalius yang diunggahnya tersebut bukan buatannya. Ambroncius mengaku mengambil foto kolase tersebut dari akun media sosial lain.

Namun, ia menambahkan tulisan di foto kolase tersebut dan mengunggahnya di akun Facebook miliknya.

Mengaku geram

Ambroncius mengunggah konten tersebut karena mengaku kesal dengan salah satu kritik dari Natalius terkait program vaksinasi Covid-19 dengan vaksin Sinovac.

"Di situlah saya geram begitu ya, marah begitu ya. Kok ada orang yang mengatakan vaksin Sinovac itu tidak baik. Sehingga di daerah kendalanya ya itu tadi, banyak yang enggak percaya dan ini dampaknya bagi kita, ya pandemi ini akan lama lagi,” ungkap Ambroncius.

Menurutnya, wajar apabila seseorang menolak vaksin tersebut karena merupakan hak asasi manusia.

Baca juga: Soal Unggahan Bernada Rasisme terhadap Natalius Pigai, Kapolda Papua Jamin Proses Hukum Berjalan

Namun, Ambroncius menilai penolakan itu tidak perlu diumbar ke publik sehingga menimbulkan provokasi bahwa vaksin berbahaya atau tidak baik.

Sebagai mitra negara, ia berpandangan organisasi Pro Jamin yang dipimpinnya ikut bertugas mengawasi hal-hal menyangkut pemerintah.

"Jadi kami sebagai mitra negara yang resmi diakui oleh Kemenkuham RI. Kami berkewajiban juga untuk sebagai pembantu, memantau juga, mengawas juga, mengawal," tuturnya.

Hingga saat ini, penyelidikan yang dilakukan oleh Bareskrim Polri masih bergulir.

Polri pun mengimbau masyarakat memercayakan proses hukumnya kepada aparat kepolisian.

"Jangan membuat sesuatu yang nanti akan melanggar pidana. Percayakan bahwa kepolisian akan transparan dalam melakukan penyidikan kasus ini,” kata Argo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com