Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/01/2021, 15:43 WIB
Irfan Kamil,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Cholil Nafis mengajak masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi yang diselenggarakan pemerintah sebagai bentuk penanganan dari pandemi Covid-19.

Cholil mengatakan, vaksinasi adalah al-wiqayatu khairun min al-‘ilaj atau mencegah lebih baik daripada mengobati atau dalam bahasa medis, langkah preventif lebih baik daripada langkah kuratif.

“Oleh karena itu, kita mendahulukan menolak penyakit, lebih baik daripada mengobati, bagaimana orang Indonesia tidak terkena (virus corona), itu lebih baik dari pada bagaimana cara mengobati orang Indonesia yang terkena Covid-19,” kata Cholil dalam webinar bertajuk ‘Mengapa Perlu Vaksinasi Covid-19’, Jumat (22/1/2021).

Baca juga: Soal Orang yang Menolak Vaksin karena Tak Percaya Covid-19, MUI: Ini Penyakit, Kita Wajib Berobat

Cholil menjelaskan, istilah vaksin pertama kali ditemukan Edward Jenner seorang dokter dari inggris di Berkeley pada tahun 1798 untuk mencegah penyakit menular saat itu pada manusia yaitu cacar.

Akibat dari penyakit tersebut, kata dia, banyak penduduk dunia saat itu wajahnya berlubang.

Kemudian, Cholil berujar, pada tahun 1967, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengampanyekan vaksinasi secara besar-besaran.

Hasilnya, hingga kini penyakit cacar bisa teratasi dan akibat dari penyakit tersebut bisa diminimalisir.

“Nah ini berarti apa? Sudah terbukti bahwa vaksinasi ini temuan-temuan ilmiah dapat mengobati dan juga pencegahan terhadap penyakit yang menular itu,” kata Cholil.

“Logika ini lah menjadi alasan Majelis Ulama Indonesia ikut mendorong pemerintah agar dilakukan vaksinasi dan mendukung pelaksanaan vaksinasi agar kita benar-benar bisa membebaskan masyarakat dan alam raya ini dari pandemi Covid-19,” ucap dia.

Baca juga: MUI Minta Masyarakat Tetap Patuhi Protokol Kesehatan Sekalipun Sudah Divaksin

Lebih lanjut, Cholil juga meluruskan pemahaman sejumlah masyarakat Indonesia terkait anggapan bahwa Covid-19 penyakit biasa.

Bahkan, menurut Cholil, di lingkungan pesantren masih ditemukan orang yang tidak percaya sama sekali bahwa pandemi Covid-19 benar-benar ada.

Sementara itu, ada juga yang percaya dan sangat khawatir dengan virus corona tersebut.

“Oleh karena itu, cara kita menyikapinya adalah, ini fenomena alam, dan ini adalah takdir Allah SWT, kewajiban kita berusaha sepenuhnya (mengatasi pandemi), sementara bagaimana hasilnya, kita kembalikan kepada kuasa Allah SWT,” kata Cholil.

Tiga sikap

Cholil menyebut, setidaknya ada tiga sikap masyarakat dalam menyikapi pandemi Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gugatan Perdata Keluarga Brigadir J Terhadap Ferdy Sambo dkk Lanjut ke Tahap Mediasi

Gugatan Perdata Keluarga Brigadir J Terhadap Ferdy Sambo dkk Lanjut ke Tahap Mediasi

Nasional
Hasil Rekapitulasi KPU: PAN Unggul di Provinsi Maluku, Diikuti PKS dan PDI-P

Hasil Rekapitulasi KPU: PAN Unggul di Provinsi Maluku, Diikuti PKS dan PDI-P

Nasional
Mendes Abdul Halim Bantah PKB Ditawari Jatah Kursi di Kabinet Prabowo saat Bertemu Jokowi

Mendes Abdul Halim Bantah PKB Ditawari Jatah Kursi di Kabinet Prabowo saat Bertemu Jokowi

Nasional
KPU Rekapitulasi Suara Papua dan Papua Pegunungan Hari Terakhir, Besok

KPU Rekapitulasi Suara Papua dan Papua Pegunungan Hari Terakhir, Besok

Nasional
Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui 81.000 Surat Suara Tak Terkirim lewat Pos

Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui 81.000 Surat Suara Tak Terkirim lewat Pos

Nasional
Komite HAM PBB Soroti Netralitas Jokowi pada Pilpres, Komisi I DPR: Dia Baca Contekan

Komite HAM PBB Soroti Netralitas Jokowi pada Pilpres, Komisi I DPR: Dia Baca Contekan

Nasional
Caleg Terancam Gagal di Dapil DIY: Eks Bupati Sleman hingga Anak Amien Rais

Caleg Terancam Gagal di Dapil DIY: Eks Bupati Sleman hingga Anak Amien Rais

Nasional
Jatam Laporkan Menteri Bahlil ke KPK atas Dugaan Korupsi Pencabutan Izin Tambang

Jatam Laporkan Menteri Bahlil ke KPK atas Dugaan Korupsi Pencabutan Izin Tambang

Nasional
Draf RUU DKJ: Gubernur Jakarta Dipilih lewat Pilkada, Pemenangnya Peraih Lebih dari 50 Persen Suara

Draf RUU DKJ: Gubernur Jakarta Dipilih lewat Pilkada, Pemenangnya Peraih Lebih dari 50 Persen Suara

Nasional
900 Petugas Haji Ikut Bimtek, Beda Pola dengan Tahun Lalu

900 Petugas Haji Ikut Bimtek, Beda Pola dengan Tahun Lalu

Nasional
Proses Sengketa Pemilu Berlangsung Jelang Lebaran, Pegawai MK Disumpah Tak Boleh Terima Apa Pun

Proses Sengketa Pemilu Berlangsung Jelang Lebaran, Pegawai MK Disumpah Tak Boleh Terima Apa Pun

Nasional
Budi Arie Mengaku Belum Dengar Keinginan Jokowi Ingin Masuk Golkar

Budi Arie Mengaku Belum Dengar Keinginan Jokowi Ingin Masuk Golkar

Nasional
PKB Ingin Hasil Pemilu 2024 Diumumkan Malam Ini

PKB Ingin Hasil Pemilu 2024 Diumumkan Malam Ini

Nasional
Hasto Bilang Suara Ganjar-Mahfud Mestinya 33 Persen, Ketum Projo: Halusinasi

Hasto Bilang Suara Ganjar-Mahfud Mestinya 33 Persen, Ketum Projo: Halusinasi

Nasional
KPK Duga Pelaku Korupsi di PT PLN Rekayasa Anggaran dan Pemenang Lelang

KPK Duga Pelaku Korupsi di PT PLN Rekayasa Anggaran dan Pemenang Lelang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com