Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Seputar Baruna Jaya yang Disiagakan Cari Sriwijaya Air: Pernah Temukan FDR Kotak Hitam Lion Air

Kompas.com - 11/01/2021, 11:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Segala unsur dikerahkan untuk membantu pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021), termasuk Kapal Baruna Jaya (BJ) IV yang disiagakan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

"Sedang dikoordinasi dengan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) dan sudah kami siagakan BJ IV," kata Kepala BPPT Hammam Riza saat dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, kapal BJ IV ini akan mempersiapkan berbagai peralatan untuk pencarian badan pesawat dan kotak hitam atau black box, seperti side scan sonar dan ping locator.

Baca juga: Kapal Baruna Jaya Disiagakan Cari Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Lantas, seperti apa keistimewaan Kapal Baruna Jaya sehingga dikerahkan untuk ikut membantu pencarian Sriwijaya Air SJ 182?

Kapal Baruna Jaya awalnya merupakan sebuah kapal untuk penelitian dan riset bawah laut.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Balai BPPT M Ilyas pada Jumat (2/11/2018) seperti diberitakan Kompas.com.

Kala itu, Baruna Jaya dikerahkan untuk membantu pencarian Lion Air JT 610 yang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).

Ia menyebutkan, Baruna Jaya memiliki kecanggihan peralatan yang mampu membantu melakukan search and rescue (SAR), salah satunya pencarian black box Lion Air.

Kapal ini juga yang berhasil menemukan flight data recorder (FDR) atau data penerbangan Lion Air JT 610. Adapun FDR merupakan bagian penting black box pesawat.

FDR berisi data yang bisa mengungkap penyebab jatuhnya pesawat.

KR Baruna Jaya, menurut Ilyas, dilengkapi dengan ping locator dan transponder atau alat yang bisa menerima sinyal dari black box.

"Kami punya transponder yang kami lepas. Gunanya mencari sinyal black box," ujar Ilyas saat itu.

Baca juga: Canggihnya Baruna Jaya, Kapal yang Temukan Sinyal Kotak Hitam JT 610

Selain itu, KR Baruna Jaya juga memiliki peralatan bernama remotely Operated Vehicle (ROV), alat bawah air yang bisa dikendalikan dengan remote control.

Alat tersebut dikendalikan untuk mencapai benda-benda bawah laut yang tak terjangkau penyelam.

Masih ada lagi, Baruna Jaya juga dilengkapi teknologi multibeam echo sounder (MBES), alat pemancar sonar yang digunakan untuk memetakan dasar laut.

Alat ini dimungkinkan untuk mendeteksi bangkai kapal yang terpendam di dasar laut.

Di luar kegunaan untuk SAR, teknologi dari kapal yang diluncurkan pada 1989 ini juga dipakai untuk industri, misalnya pencarian pipa gas guna pemasangan kabel dan pipa bawah laut, serta pemetaan laut Indonesia.

KR Baruna Jaya bisa memetakan kedalaman laut hingga 11 kilometer. Kecanggihan kapal ini bahkan jadi daya tarik perusahaan asing.

Pengalaman Baruna Jaya

Selain dilengkapi alat-alat yang canggih di dalamnya, Baruna Jaya juga tak asing digunakan untuk tim pencarian.

Baca juga: Ini Arti Sejumlah Istilah Asing pada Proses Pencarian Sriwijaya Air SJ 182

Ilyas mengatakan, KR Baruna Jaya sudah beberapa kali diturunkan guna melakukan SAR.

Tak hanya Lion Air, Baruna Jaya juga sempat dipakai mencari jatuhnya pesawat Air Asia QZ 8501.

Saat membantu pencarian pesawat Air Asia QZ 8501 pada Januari 2015, BPPT mengikutsertakan KR Baruna Jaya 1 (BJ 1).

Hal itu juga atas perintah Presiden Joko Widodo. Kepala Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) pada saat itu, Unggul Priyanto mengungkapkan hal tersebut.

"Selain itu, ekspedisi BJ1 ini juga sebagai bentuk partisipasi BPPT dalam memberikan solusi teknologi, dan investigasi mengenai lokasi jatuhnya pesawat AirAsia," kata dia seperti diberitakan Kompas.com, 5 Januari 2015.

Baca juga: Hingga Senin Pagi, Tim DVI RS Polri Terima 16 Kantong Jenazah Korban Sriwijaya Air

Sebelum mencari Lion Air JT 610, Baruna Jaya juga membantu mengirimkan logistik ke lokasi gempa dan tsunami Palu, 2018.

Selang, dua hari usai membantu korban bencana, kapal dan para kru Baruna Jaya sudah diperintahkan kembali bertugas mencari Lion Air JT 610.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Politikus Demokrat Curiga Mahfud Punya Motif Politik di Balik Laporan Transaksi Rp 349 T

Politikus Demokrat Curiga Mahfud Punya Motif Politik di Balik Laporan Transaksi Rp 349 T

Nasional
Jokowi Minta Buka-bukaan soal Transaksi Janggal Kemenkeu, Mahfud: Jangan Ditutupi!

Jokowi Minta Buka-bukaan soal Transaksi Janggal Kemenkeu, Mahfud: Jangan Ditutupi!

Nasional
Pro dan Kontra Partisipasi Israel di Piala Dunia U-20, Mahfud: Kita Jalani untuk Cari Jalan Keluar

Pro dan Kontra Partisipasi Israel di Piala Dunia U-20, Mahfud: Kita Jalani untuk Cari Jalan Keluar

Nasional
Wamenkumham Akan Diperiksa Terkait Laporan yang Dibuat Asprinya

Wamenkumham Akan Diperiksa Terkait Laporan yang Dibuat Asprinya

Nasional
Kampanye di Rumah Ibadah dan Politik Uang, Peserta Pemilu Siap-siap Terima Hukuman Ini

Kampanye di Rumah Ibadah dan Politik Uang, Peserta Pemilu Siap-siap Terima Hukuman Ini

Nasional
Polemik Larangan Buka Bersama, Jokowi: Ini Bukan untuk Masyarakat Umum!

Polemik Larangan Buka Bersama, Jokowi: Ini Bukan untuk Masyarakat Umum!

Nasional
Update 27 Maret 2023: Kasus Covid-19 Bertambah 329 dalam Sehari, Total Capai 6.744.362

Update 27 Maret 2023: Kasus Covid-19 Bertambah 329 dalam Sehari, Total Capai 6.744.362

Nasional
Kemendagri Harap Verifikasi Ulang Prima Tak Usik Tahapan Pemilu 2024

Kemendagri Harap Verifikasi Ulang Prima Tak Usik Tahapan Pemilu 2024

Nasional
Belum Komunikasi dengan PKS soal Anies-Sandi, PPP Sebut KIB Mulai Bergerak Setelah Ramadhan

Belum Komunikasi dengan PKS soal Anies-Sandi, PPP Sebut KIB Mulai Bergerak Setelah Ramadhan

Nasional
KPK Duga Uang Korupsi Tukin di ESDM untuk Suap Pemeriksaan BPK

KPK Duga Uang Korupsi Tukin di ESDM untuk Suap Pemeriksaan BPK

Nasional
Jokowi Minta Anggaran Buka Bersama Pemerintah Dialihkan untuk Santuni Fakir Miskin hingga Yatim Piatu

Jokowi Minta Anggaran Buka Bersama Pemerintah Dialihkan untuk Santuni Fakir Miskin hingga Yatim Piatu

Nasional
DPR Merasa Belum Perlu Undang Prima Saat Bahas Kasus Hukum Mereka

DPR Merasa Belum Perlu Undang Prima Saat Bahas Kasus Hukum Mereka

Nasional
Menteri ESDM Hormati Penyidikan Dugaan Korupsi Tukin yang Dilakukan KPK

Menteri ESDM Hormati Penyidikan Dugaan Korupsi Tukin yang Dilakukan KPK

Nasional
Jokowi-Mahfud MD Bicara Empat Mata Soal Dugaan Pencucian Uang di Kemenkeu

Jokowi-Mahfud MD Bicara Empat Mata Soal Dugaan Pencucian Uang di Kemenkeu

Nasional
KPK Dalami Keterkaitan Kementerian Keuangan dengan Dugaan Korupsi Tukin di ESDM

KPK Dalami Keterkaitan Kementerian Keuangan dengan Dugaan Korupsi Tukin di ESDM

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke