Alat ini dimungkinkan untuk mendeteksi bangkai kapal yang terpendam di dasar laut.
Di luar kegunaan untuk SAR, teknologi dari kapal yang diluncurkan pada 1989 ini juga dipakai untuk industri, misalnya pencarian pipa gas guna pemasangan kabel dan pipa bawah laut, serta pemetaan laut Indonesia.
KR Baruna Jaya bisa memetakan kedalaman laut hingga 11 kilometer. Kecanggihan kapal ini bahkan jadi daya tarik perusahaan asing.
Pengalaman Baruna Jaya
Selain dilengkapi alat-alat yang canggih di dalamnya, Baruna Jaya juga tak asing digunakan untuk tim pencarian.
Baca juga: Ini Arti Sejumlah Istilah Asing pada Proses Pencarian Sriwijaya Air SJ 182
Ilyas mengatakan, KR Baruna Jaya sudah beberapa kali diturunkan guna melakukan SAR.
Tak hanya Lion Air, Baruna Jaya juga sempat dipakai mencari jatuhnya pesawat Air Asia QZ 8501.
Saat membantu pencarian pesawat Air Asia QZ 8501 pada Januari 2015, BPPT mengikutsertakan KR Baruna Jaya 1 (BJ 1).
Hal itu juga atas perintah Presiden Joko Widodo. Kepala Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) pada saat itu, Unggul Priyanto mengungkapkan hal tersebut.
"Selain itu, ekspedisi BJ1 ini juga sebagai bentuk partisipasi BPPT dalam memberikan solusi teknologi, dan investigasi mengenai lokasi jatuhnya pesawat AirAsia," kata dia seperti diberitakan Kompas.com, 5 Januari 2015.
Baca juga: Hingga Senin Pagi, Tim DVI RS Polri Terima 16 Kantong Jenazah Korban Sriwijaya Air
Sebelum mencari Lion Air JT 610, Baruna Jaya juga membantu mengirimkan logistik ke lokasi gempa dan tsunami Palu, 2018.
Selang, dua hari usai membantu korban bencana, kapal dan para kru Baruna Jaya sudah diperintahkan kembali bertugas mencari Lion Air JT 610.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.