"Tetapi setelah mengukur kemampuan diri, saya berubah pikiran. Semoga ini adalah pilihan yang terbaik," kata Mu'ti.
Usai dilantik, para menteri baru pun menyampaikan janji dan proyeksi akan hal-hal yang bakal mereka kerjakan.
Risma misalnya, ia berjanji akan memperbaiki data penerima manfaat dari seluruh program Kementerian Sosial.
Baca juga: Risma Jadi Mensos, Juliari: Presiden Enggak Salah Pilih
Risma menyadari bahwa data penduduk terus berubah lantaran setiap hari ada saja warga yang meninggal dunia atau pindah domisili.
Oleh karenanya, data penerima bansos harus terus diperbaharui. Ia berjanji, perbaikan data ini akan dilakukan secara transparan dan cepat.
"Semua masukan-masukan dari daerah kami akan gunakan elektronik yang cepat, sehingga perbaikan-perbaikan data bisa segera kami lakukan. Dengan demikian efektivitas akan bisa tercapai," ujar Risma.
Adapun Sandiaga berjanji akan mewujudkan visi dan misi dari Jokowi untuk mengangkat destinasi wisata unggulan Idnonesia ke level internasional.
Program tersebut mengusung tiga gagasan utama, yakni inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.
"Bahwa Presiden arahannya dan Bapak Wapres, bahwa dalam satu tahun ini harus ada quick win, harus ada perubahan yang mendasar," kata dia.
Baca juga: Cerita Sandiaga Ditunjuk Jadi Menteri, Dihubungi Menseneg Saat Sembuh Covid-19
Sementara itu pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengatakan perombakan atau reshuffle kabinet yang diumumkan Presiden Joko Widodo pada Selasa (22/12/2020), merupakan solusi yang tetap menguntungkan bagi Partai Gerindra dan PDI-P.
Sebabnya, kedua partai tersebut tetap mendapatkan jatah kursi menteri meski kader sebelumnya, yaitu Juliari Batubara dan Edhy Prabowo, terjerat kasus dugaan korupsi.
"Ini reshuffle win-win solution. PDI-P dan Gerindra aman dan tak ada pengurangan jatah menteri," kata.
Menurut dia, Risma dan Sandi merupakan sosok andalan kedua partai. Ia berpendapat, Risma dan Sandiaga sengaja ditunjuk untuk menutupi "noda hitam" yang ditinggalkan Juliari dan Edhy.
"Kedua sosok ini (Risma dan Sandi) jagoan andalan kedua partai," ucapnya.
Hal senada disampaikan oleh Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago.
Ia menilai aroma akomodasi (power sharing) di reshuffle kali ini lebih terasa dibandingkan niatan untuk membenahi kinerja kabinet.
Baca juga: Enam Menteri Baru Diharapkan Jadi Menteri Seluruh Rakyat Indonesia
“Terlihat dari jumlah kursi menteri dari partai yang tetap sama,” kata dia.
Kendati demikian, Pangi mengatakan, kinerja para menteri baru patut ditunggu supaya masyarakat bisa menilai. Terlebih harapan masyarakat terhadap kinerja pemerintah di tengah pandemi sangat tinggi.
“Kita lihat saja nanti, semoga bisa segera bekerja dan memenuhi harapan masyarakat,” lanjut dia.