Sebagai langkah fokus ini, ia pun menebar janji meloloskan PPP dari parliamentary threshold 2024.
Janji ini, bagi Suharso, merupakan upayanya mengembalikan kejayaan partai di Pemilu 1999.
Baca juga: Terpilih Jadi Ketum PPP, Suharso: Satukan Kebolehan Kita Jadi Kekuatan
"Insya Allah, PPP akan lolos dari parliamentary threshold 2024. Insya Allah partai yang kita cintai ini akan kembali ke masa jayanya, dan ini hanya bisa dilakukan secara bersama-sama. Itu yang bisa saya janjikan," kata Suharso.
Dalam Pemilu 1999, kata Suharso, PPP berhasil meraup 11.395.000 suara.
Torehan suara itu akan menjadi patokan Suharso untuk meloloskan partainya dari ambang batas parlemen.
Tak tanggung-tanggung, ia menargerkan bisa mengantongi 11 juta suara.
"Pada tahun 2019 kita hanya mendapatkan 6,3 juta. Artinya kita akan mengejar dua kali lipat 2019. Target mengembalikan suara kita setidak-tidaknya satu suara di atas yang kita peroleh pada tahun 1999," terang dia.
Representasi dua pihak
Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syarif Hidayat menilai, pemilihan ketua umum PPP musim ini merepresentasikan dua pihak.
Pertama, ada representasi elite partai yang dekat dengan kekuasaan. Kedua, elite akar rumput yang menjadi basis pendukung PPP.
"Hasi muktamar ini menunjukkan pilihan PPP, apakah mempertahankan khitah PPP yang berbasis akar rumput, atau meninggalkan khitah dan lebih berorientasi dengan mendekatkan diri dengan pada kekuasaan," kata Syarif dikutip dari Harian Kompas edisi Minggu (20/12/2020).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.