Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Prabowo Marah Besar dan Merasa Dikhianati Edhy Prabowo

Kompas.com - 05/12/2020, 06:08 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tak bisa menahan kemarahannya kepada kader sekaligus orang kepercayaannya, Edhy Prabowo, yang kini tersangkut kasus korupsi kala menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan.

Murka Prabowo kepada Edhy diungkapkan sang adik, Hashim Djojohadikusumo, dalam sebuah konferensi pers yang sedianya bertujuan mengklarifikasi bahwa perusahaan Hashim tak mendapat izin ekspor dari Edhy.

Baca juga: Hashim: Prabowo Marah Besar, Merasa Dikhianati oleh Edhy Prabowo

Namun dalam konferensi pers yang berlangsung di salah satu kafe di Jakarta Utara itu, Hashim justru blak-blakan menceritakan kemarahan kakaknya kepada Edhy Prabowo yang merupakan eks ajudan pribadi sekaligus orang kepercayaan Prabowo.

Saking murkanya kepada Edhy, Prabowo menyebut Menteri Kelautan dan Perikanan itu sebagai anak yang ia pungut dari selokan namun kini mengkhianatinya.

“Pak Prabowo sangat marah, sangat kecewa, ia merasa dikhianati,” ungkap Hashim sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (4/12/2020).

"I picked him up from the gutter, and this is what he does to me (saya memungutnya dari selokan, dan sekarang ini yang dia (Edhy Prabowo) lakukan kepada saya)." Tutur Hashim menirukan ucapan Prabowo saat menyatakan kemarahannya kepada Edhy.

Baca juga: Soal Edhy Prabowo, Hashim: Prabowo Bilang, Dia Kecewa dengan Anak yang Diangkat dari Selokan

Orang kepercayaan Prabowo

Kemarahan Prabowo kepada Edhy Prabowo bukan tanpa alasan. Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut dulunya merupakan orang yang sangat dipercaya mantan Danjen Kopassus itu sebagai ajudan pribadi.

Edhy bahkan pernah mengaku sebagai tukang pijat Prabowo untuk menunjukkan kedekatannya dengan mantan Pangkostrad itu.

Baca juga: Edhy Prabowo, dari Tukang Pijat Prabowo hingga Tersandung Kasus Ekspor Benih Lobster

Kedekatan Edhy dengan Prabowo bahkan telah terjalin saat Prabowo masih berpangkat perwira menengah di TNI, yakni letnan kolonel.

Edhy yang baru saja dikeluarkan dari kedinasan TNI akhirnya ditampung oleh Prabowo. Tak tanggung-tanggung, Prabowo bahkan menyekolahkan Edhy di Universitas Moestopo.

Tahu bakat Edhy sebagai juara silat nasional, Prabowo pun tak mau menyia-nyiakannya. Ia lantas memfasilitasi Edhy untuk berlatih silat secara rutin setiap pekan. Hingga akhirnya Edhy benar-benar menjadi orang dekat dan kepercayaan Prabowo.

Edhy pun terus mendampingi Prabowo hingga karier Prabowo menanjak menjadi Danjen Kopassus dan Pangkostrad.

Demikian pula saat Prabowo diberhentikan dari TNI pada 1998 lantaran dinilai oleh Dewan Kehormatan Perwira (DKP) terlibat dalam serangkaian peristiwa penculikan aktivis saat ia menjabat Danjen Kopassus, Edhy tetap setia sebagai ajudan pribadi.

Hingga pada saat Prabowo mengasingkan diri ke Yordania pun Edhy turut diboyong ke sana. Edhy turut mendampingi Prabowo merintis bisnis di Yordania. Saat itu bisnis Prabowo bergerak di bidang pertambangan dan perkebunan.

Prabowo kemudian kembali ke Indonesia sekitar tahun 2000 dan aktif bergerak di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Malang melintang di Ormas HKTI, Prabowo lalu mendirikan Partai Gerindra yang basis massanya sebagian besar berasal dari HKTI.

Baca juga: Ditetapkan sebagai Tersangka, Edhy Prabowo Minta Maaf ke Jokowi dan Prabowo

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com