JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (Itagi), Soedjatmiko menyebut, proses penyiapan vaksin Covid-19 tak perlu terburu-buru.
Hal yang paling penting, kata dalam proses uji klinis, vaksin dapat dipastikan keamanan dan efektifvitasnya sebelum nantinya diedarkan ke masyarakat luas.
"Enggak usah buru-buru, menurut saya lebih baik yang penting aman, terbukti aman, terbukti efektif, sudah diteliti oleh Badan POM," kata Soedjatmiko dalam diskusi daring yang ditayangkan YouTube FMB9ID_IKP, Rabu (2/12/2020).
Baca juga: Luhut: Insya Allah Pasokan Vaksin Covid-19 Siap Desember
Soedjatmiko menyebut, saat ini proses penyiapan vaksin Sinovac sampai pada tahap uji klinis fase ke-3.
Sebanyak 1.620 relawan sudah disuntik calon vaksin, tetapi laboratorium belum selesai memeriksa hasil dari proses tersebut.
Setelah pemeriksaan laboratorium selesai, selanjutnya akan dilakukan evaluasi terhadap keseluruhan proses uji klinis.
Kemudian, tim akan melapor ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk selanjutnya dilakukan pengkajian lagi.
Menurut Soedjatmiko, biasanya, calon vaksin akan dinyatakan aman jika pada uji klinis fase 1 dan 2 sudah terbukti keamananannya.
Soedjatmiko mengatakan hal ini lantaran dirinya pernah menjadi tim uji klinis untuk vaksin pentabio dan flubio.
Namun demikian, Soedjatmiko memastikan bahwa proses pengkajian calon vaksin oleh BPOM akan dilakukan dengan sangat ketat.
"Ketat sekali Badan POM karena apa, saya merasakan saya sendiri sebagai tim uji klinis itu diawasi benar laporan lembar demi lembar, dilihat proses yang kita lakukan, ketat sekali," ujar dia.
Baca juga: Vaksin Moderna 100 Persen Efektif Cegah Covid-19 Parah
Setelah seluruh rangkaian uji klinis selesai dan vaksin mendapat otorisasi penggunaan darurat (emergency use authorization) dari BPOM, barulah vaksin dapat diproduksi secara massal dan digunakan masyarakat.
Melihat perkembangan yang ada, diperkirakan vaksin Sinovac baru bisa digunakan secara massal pada Febuari 2021.
Jika perkiraan ini terbukti, Indonesia tak akan menjadi negara pertama yang berhasil menyuntikkan vaksin ke warganya.
Sebab, menurut Soedjatmiko, pada Januari 2021 Inggris dan Jerman siap untuk melakukan vaksinasi.
Kendati demikian, Soedjatmiko kembali menekankan bahwa proses vaksinasi tak perlu terburu-buru.
Paling penting, saat ini masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
"Pakai masker yang benar, jangan masker yang kain, yang tipis dan maskernya harus menutupi lubang hidung. Kemudian cuci tangan pakai sabun sering-sering, begitu nempel megang apa cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, jaga jarak dan jangan berkerumun di mana pun," kata Soedjatmiko.
"Jadi tetap, ada vaksin enggak ada vaksin, tetap itu (protokol kesehatan) dilakukan," ucap dia.
Baca juga: Selain secara Digital, Pendaftaran Vaksin Covid-19 Mandiri Bisa Manual
Sebelumnya diberitakan, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan bahwa jadwal vaksinasi Covid-19 bergantung pada hasil uji klinis tahap ketiga dan kajian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Hal itu disampaikan Wiku saat ditanya wartawan kapan tepatnya jadwal pasti vaksin mulai disuntikkan ke masyarakat.
“Program vaksinasi nasional pada prinsipnya sangat tergantung pada hasil uji klinis tahap tiga yang sedang dilakukan yang nantinya akan dikaji BPOM sebelum dikeluarkannya izin edar darurat,” kata Wiku dalam keterangannya lewat kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (26/11/2020).
Ia mengatakan, pemerintah berharap vaksinasi bisa dimulai sesuai rencana yakni di akhir Desember atau Januari 2021.
Baca juga: UPDATE: 9 Bulan Pandemi, Pasien Meninggal akibat Covid-19 Capai 17.199 Orang
Pemerintah tengah menyiapkan infrastruktur pendukung program vaksinasi massal tersebut untuk memastikan kelancarannya.
“Kami berharap tahapan ini dapat berjalan sesuai rencana sehingga vaksinasi dapat dilakukan sesuai rencana yang telah ditetapkan. Sekarang pemerintah sedang fokus memastikan bahwa vaksin yang dihasilkan aman, berkhasiat, dan minim efek samping,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.