Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cendekiawan Muslim: Demokrasi Dinilai Kurang Efektif Genjot Investasi dan Tangani Pandemi

Kompas.com - 17/11/2020, 12:22 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Cendekiawan muslim Nahdlatul Ulama Ulil Abshar Abdalla menilai, demokrasi saat ini dianggap tidak efektif menggenjot investasi dan menangani pandemi.

Hal itu dikarenakan munculnya keraguan, baik di kalangan elit pemerintah maupun masyarakat sipil, terhadap demokrasi itu sendiri.

"Sekarang ini saya melihat ada semacam skeptisisme baik di kalangan pejabat maupun sebagian masyarakat sipil terhadap demokrasi. Jadi sekarang ini skeptisisme terhadap demokrasi datang bukan sekadar dari kalangan teman-teman HTI yang selama ini dicap sebagai kelompok anti demokrasi," kata pria yang akrab disapa Gus Ulil ini dalam diskusi virtual bertajuk "Nasib Demokrasi di Masa Pandemi", Selasa (17/11/2020).

Ia pun menjelaskan bahwa demokrasi yang diikuti dengan kebebasan politik rupanya tidak sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah. Hal itu dikarenakan penerapan kebebasan yang sudah terlalu bebas.

"Terlalu kebablasan, sehingga dirasakan penting untuk melakukan intervensi untuk mengontrol kebebasan ini. Salah satunya dengan disahkannya UU Cipta Kerja," ujarnya.

Baca juga: Anggota DPR Kritik Langkah Satgas Covid-19 Beri 20.000 Masker di Acara Rizieq Shihab

Meski demikian, ia mengatakan, pemerintah hingga kini belum menyatakan secara gamblang bahwa demokrasi yang diterapkan di Indonesia sudah tidak efektif.

Selain itu, ia menambahkan, model ekonomi China kini dianggap jauh lebih tepat untuk Indonesia.

"Jadi seolah-olah model ekonomi China yang lebih terpimpin secara politik, terkontrol semua stabil. Itu oleh banyak kalangan baik di kalangan pemerintah dan kalangan masyarakat sipil," jelas dia.

Lagi-lagi, kata dia, China juga dianggap sukses dalam menangani wabah pandemi daripada negara-negara yang memiliki sistem demokrasi.

Ia pun membandingkan kesuksesan China dalam menangani pandemi dibandingkan negara lain, seperti Amerika Serikat, Italia, Inggris, dan Prancis.

"Itu pengalaman negara-negara demokratis yang gagal menangani pandemi, dan sangat memalukan. Terutama Amerika Serikat. Padahal demokrasinya paling terkonsolidasi di Barat saat ini. Ternyata mereka gagal mengatasi pandemi dibandingkan China," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com