Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Covid-19: Pemerintah Pantau Protokol Kesehatan 20 Juta Orang di Seluruh Indonesia

Kompas.com - 09/11/2020, 17:12 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah memantau penerapan protokol kesehatan 20 juta orang dan di 4,5 juta titik di seluruh Indonesia.

Pemantauan tersebut dilakukan dengan melibatkan lebih dari 90.000 petugas TNI, 200.000 petugas Polri, Satpol PP, dan duta perubahan perilaku.

"Sudah ada 20 juta orang yang dipantau dan 4,5 juta titik yang dipantau di seluruh Indonesia," kata Wiku dalam talkshow di BNPB, Senin (9/11/2020).

Ia mengatakan, pemantauan tersebut dilakukan dengan alat monitor yang dimiliki Satgas Covid-19 tentang perilaku di masyarakat.

 

Alat tersebut sudah dioperasikan selama satu bulan dan secara berkala para petugas melaporkan tentang penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) di masyarakat.

"Mereka melaporkan setiap hari, setiap jam tentang penerapan protokol kesehatan 3M di masyarakat, realtime difoto dan dikirim ke kami. 500 laporan per detik dari seluruh Indonesia," ujar dia.

Wiku mengatakan, dari laporan tersebut pihaknya melihat terdapat kepatuhan individu dan institusi.

Salah satunya kepatuhan individu dalam menggunakan masker. Ia mengatakan, masyarakat saat ini relatif sudah selalu menggunakan masker.

 

"Ada sekitar 20 persen yang belum tertib menggunakan masker, begitu pun jaga jarak, dan mencuci tangan," kata dia.

Sementara itu untuk kepatuhan institusi, kata dia, kedisiplinan mereka yang berada di institusi dalam menerapkan protokol kesehatan juga menjadi modal.

Utamanya dalam melakukan pemulihan ekonomi sebagai dampak Covid-19.

"Ternyata kedisplinan mereka termonitor, memang belum seluruhnya disiplin, tetapi itu yang harus kita kerjakan sehingga selama 8 bulan terlihat bahwa mereka sudah mulai beradaptasi dengan kebiasaan baru," tutur Wiku.

 

Hal tersebut, kata dia, membuat lonjakan kasus Covid-19 tak terjadi dengan drastis.

Menurut Wiku, itu terbukti dari angka kasus aktif atau pasien yang sakit dan menjalani perawatan yang secara nasional menurun, yakni mencapai 12,52 persen, sedangkan di dunia 26,79 persen.

Kemudian jumlah pasien sembuh juga terus naik hingga 84,14 persen, lebih tinggi dari jumlah total kasus sembuh di dunia sebesar 70,71 persen.

Termasuk angka kematian 3,34 persen, meskipun masih di atas angka kematian Covid-19 dunia yang sebesar 2,5 persen.

"Berarti mereka lebih dini lapor atau terima treatment dari rumah sakit, dan obat-obat dari tenaga kesehatan juga makin mampu. Ini modal kita untuk pemulihan ekonomi nasional," kata dia.

"Sebenarnya kendali ada terus di pemerintah, masyarakat bisa melihat sendiri karena ini berasal dari masyarakat. Semakin kita bisa menjaga perilaku, secara kolektif dan disiplin maka kita juga bisa start untuk pemulihan ekonomi nasional," ucap Wiku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com