Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 418.375 Kasus Covid-19 di Indonesia, Upaya 3T Tak Boleh Kendur

Kompas.com - 04/11/2020, 06:39 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 semakin bertambah di Indonesia sejak diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pertama kali pada 2 Maret 2020.

Berdasarkan data yang masuk hingga Selasa (3/11/2020) pukul 12.00, terjadi penambahan 2.973 kasus positif Covid-19.

Penambahan ini menyebabkan total jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia menjadi 418.375 kasus.

Baca juga: UPDATE 3 November: Ada 54 Kasus Baru Covid-19 di Depok, 106 Pasien Pulih

Dari jumlah kasus itu, kasus aktif Covid-19 mencapai 54.732 orang. Mereka merupakan pasien yang masih menjalani perawatan atau isolasi mandiri.

Informasi ini disampaikan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dalam data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dikutip Kompas.com, Selasa sore.

Meskipun kasus positif bertambah, pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 setelah dua kali pemeriksaan juga bertambah.

Pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh bertambah sebanyak 3.931orang, sehingga total pasien sembuh dari Covid-19 menjadi 349.497 orang.

Akan tetapi, pasien yang meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-1 bertambah sebanyak 102 orang.

Dengan demikian, total pasien meninggal dunia akibat Covid-19 menjadi 14.146 orang.

Sementara itu, saat ini ada 56.039 orang yang berstatus suspek Covid-19.

Terbanyak di DKI 

Kasus baru positif Covid-19 sebanyak 2.793 orang tersebut tersebar di 33 provinsi dan tercatat lima provinsi penambahan kasus tertinggi.

Kasus baru positif Covid-19 terbanyak terjadi di DKI Jakarta sebanyak 617 kasus.

Menyusul setelah itu, Jawa Barat sebanyak 484 kasus, Jawa Tengah sebanyak 453 kasus, Jawa Timur sebanyak 272 kasus, dan Kalimantan Timur sebanyak 152 kasus.

Sementara itu, terdapat satu provinsi yang tidak terdapat penambahan kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir yaitu Maluku Utara.

Baca juga: Satgas Sebut Banyak Pemda Kian Lengah Tangani Covid-19

Sejauh ini, ada 502 kabupaten/kota yang terdampak Covid-19 dari 34 provinsi.

Pemeriksaan spesimen turun

Dalam periode 2-3 November 2020, pemerintah sudah memeriksa 29.928 spesimen dari 22.218 orang. Itu berarti ada orang yang diambil spesimennya lebih dari satu kali. 

Pemeriksaan spesimen tersebut dilakukan dengan menggunakan metode real time polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM).

Dengan demikian, total spesimen yang diperiksa pemerintah sebanyak 4.597.536 spesimen dari 2.941.778 orang.

Data pemeriksaan terkait Covid-19 dalam beberapa hari terakhir ini semakin menurun.

Penurunan ini terlihat dari jumlah spesimen dan jumlah orang yang diperiksa secara harian.

Baca juga: 8 Bulan Pandemi, Kasus Covid-19 dan Pemeriksaan Spesimen Turun

Dalam beberapa hari terakhir, jumlah pemeriksaan spesimen Covid-19 berada di bawah target 30.000 spesimen per hari yang ditetapkan Presiden Joko Widodo.

Berdasarkan catatan Kompas.com, sejak Jumat (30/10/2020) hingga Selasa (2/11/2020), pemeriksaan spesimen terlihat menurun dari hari-hari sebelumnya yang berhasil melampaui target.

Pada 30 Oktober pemerintah memeriksa 24.854 spesimen, 31 Oktober sebanyak 29.001 spesimen, 1 November 23.208 spesimen, 2 November 26.661 spesimen.

Upaya 3T tak boleh kendur

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, rendahnya pemeriksaan atau testing Covid-19 terjadi karena beberapa hal yaitu kapasitas laboratorium, keterbatasan reagen dan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM).

"Misalnya, jumlah titik testing yang tersebar luas, kapasitas laboratorium yang terbatas, keterbatasan reagen, maupun juga SDM (sumber daya manusia) yang perlu ditambah," ujar Wiku ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin (2/11/2020).

Wiku mengatakan, kondisi tersebut akan menjadi bahan evaluasi Satgas Covid-19 agar tetap memasifkan upaya testing maupun tracing, baik dengan memperbanyak jumlah lab maupun kualitas laboratorium.

"Soal detail penyebabnya, bisa ditanyakan kepada pihak Kementerian Kesehatan yang mengetahui lebih detail terkait operasional pencatatan dan pelaporan yang ada di lapangan," ujar dia.

Baca juga: Jumlah Pemeriksaan Covid-19 Turun, Satgas: Laboratorium, Reagen, dan SDM Kita Terbatas

Sementara itu, anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati meminta pemerintah lebih masif melakukan 3T yaitu tracing (penelusuran), testing (pengujian), dan treatment (perawatan) dalam upaya memerangi penyebaran Covid-19.

Sebab, aktivitas masyarakat dalam beberapa hari terakhir banyak di luar rumah terutama saat libur panjang akhir Oktober 2020 yang lalu.

"Dan harus diwaspadai potensi penyebaran dan infeksi yang besar karena aktivitas warga yang banyak keluar di saat libur panjang dan penuhnya kawasan hiburan dan rekreasi," kata Kurniasih saat dihubungi, Selasa (3/11/2020).

Kurniasih mengingatkan, Indonesia saat ini menempati posisi ke-19 di dunia terkait kasus Covid-19 dan posisi ke-4 di Asia.

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah fokus dalam menangani kasus Covid-19 dan tak terganggu dengan urusan lain.

"Apalagi kalau kemudian lebih banyak fokus pada vaksin yang masih perlu waktu, seharusnya jumlah pengujian spesimen lebih ditingkatkan dan 3T harus lebih diintensifkan," ujar Kurniasih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com