Salin Artikel

Ada 418.375 Kasus Covid-19 di Indonesia, Upaya 3T Tak Boleh Kendur

Berdasarkan data yang masuk hingga Selasa (3/11/2020) pukul 12.00, terjadi penambahan 2.973 kasus positif Covid-19.

Penambahan ini menyebabkan total jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia menjadi 418.375 kasus.

Dari jumlah kasus itu, kasus aktif Covid-19 mencapai 54.732 orang. Mereka merupakan pasien yang masih menjalani perawatan atau isolasi mandiri.

Informasi ini disampaikan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dalam data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dikutip Kompas.com, Selasa sore.

Meskipun kasus positif bertambah, pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 setelah dua kali pemeriksaan juga bertambah.

Pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh bertambah sebanyak 3.931orang, sehingga total pasien sembuh dari Covid-19 menjadi 349.497 orang.

Akan tetapi, pasien yang meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-1 bertambah sebanyak 102 orang.

Dengan demikian, total pasien meninggal dunia akibat Covid-19 menjadi 14.146 orang.

Sementara itu, saat ini ada 56.039 orang yang berstatus suspek Covid-19.

Terbanyak di DKI 

Kasus baru positif Covid-19 sebanyak 2.793 orang tersebut tersebar di 33 provinsi dan tercatat lima provinsi penambahan kasus tertinggi.

Kasus baru positif Covid-19 terbanyak terjadi di DKI Jakarta sebanyak 617 kasus.

Menyusul setelah itu, Jawa Barat sebanyak 484 kasus, Jawa Tengah sebanyak 453 kasus, Jawa Timur sebanyak 272 kasus, dan Kalimantan Timur sebanyak 152 kasus.

Sementara itu, terdapat satu provinsi yang tidak terdapat penambahan kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir yaitu Maluku Utara.

Sejauh ini, ada 502 kabupaten/kota yang terdampak Covid-19 dari 34 provinsi.

Pemeriksaan spesimen turun

Dalam periode 2-3 November 2020, pemerintah sudah memeriksa 29.928 spesimen dari 22.218 orang. Itu berarti ada orang yang diambil spesimennya lebih dari satu kali. 

Pemeriksaan spesimen tersebut dilakukan dengan menggunakan metode real time polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM).

Dengan demikian, total spesimen yang diperiksa pemerintah sebanyak 4.597.536 spesimen dari 2.941.778 orang.

Data pemeriksaan terkait Covid-19 dalam beberapa hari terakhir ini semakin menurun.

Penurunan ini terlihat dari jumlah spesimen dan jumlah orang yang diperiksa secara harian.

Dalam beberapa hari terakhir, jumlah pemeriksaan spesimen Covid-19 berada di bawah target 30.000 spesimen per hari yang ditetapkan Presiden Joko Widodo.

Berdasarkan catatan Kompas.com, sejak Jumat (30/10/2020) hingga Selasa (2/11/2020), pemeriksaan spesimen terlihat menurun dari hari-hari sebelumnya yang berhasil melampaui target.

Pada 30 Oktober pemerintah memeriksa 24.854 spesimen, 31 Oktober sebanyak 29.001 spesimen, 1 November 23.208 spesimen, 2 November 26.661 spesimen.

Upaya 3T tak boleh kendur

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, rendahnya pemeriksaan atau testing Covid-19 terjadi karena beberapa hal yaitu kapasitas laboratorium, keterbatasan reagen dan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM).

"Misalnya, jumlah titik testing yang tersebar luas, kapasitas laboratorium yang terbatas, keterbatasan reagen, maupun juga SDM (sumber daya manusia) yang perlu ditambah," ujar Wiku ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin (2/11/2020).

Wiku mengatakan, kondisi tersebut akan menjadi bahan evaluasi Satgas Covid-19 agar tetap memasifkan upaya testing maupun tracing, baik dengan memperbanyak jumlah lab maupun kualitas laboratorium.

"Soal detail penyebabnya, bisa ditanyakan kepada pihak Kementerian Kesehatan yang mengetahui lebih detail terkait operasional pencatatan dan pelaporan yang ada di lapangan," ujar dia.

Sementara itu, anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati meminta pemerintah lebih masif melakukan 3T yaitu tracing (penelusuran), testing (pengujian), dan treatment (perawatan) dalam upaya memerangi penyebaran Covid-19.

Sebab, aktivitas masyarakat dalam beberapa hari terakhir banyak di luar rumah terutama saat libur panjang akhir Oktober 2020 yang lalu.

"Dan harus diwaspadai potensi penyebaran dan infeksi yang besar karena aktivitas warga yang banyak keluar di saat libur panjang dan penuhnya kawasan hiburan dan rekreasi," kata Kurniasih saat dihubungi, Selasa (3/11/2020).

Kurniasih mengingatkan, Indonesia saat ini menempati posisi ke-19 di dunia terkait kasus Covid-19 dan posisi ke-4 di Asia.

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah fokus dalam menangani kasus Covid-19 dan tak terganggu dengan urusan lain.

"Apalagi kalau kemudian lebih banyak fokus pada vaksin yang masih perlu waktu, seharusnya jumlah pengujian spesimen lebih ditingkatkan dan 3T harus lebih diintensifkan," ujar Kurniasih.

https://nasional.kompas.com/read/2020/11/04/06393091/ada-418375-kasus-covid-19-di-indonesia-upaya-3t-tak-boleh-kendur

Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke