Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Nama Kandidat Ketum dari Eksternal, PPP Dinilai Tengah Krisis Tokoh

Kompas.com - 27/10/2020, 10:06 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah nama mulai muncul sebagai kandidat ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Partai berlambang Ka’bah itu menurut rencana akan menggelar Muktamar IX di Makassar, Sulawesi Selatan pada pertengahan Desember mendatang.

Tak hanya dari internal partai, beberapa nama tenar dari luar partai seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mantan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul hingga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno pun turut muncul.

Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago, menculnya nama kandidat ketua umum dari luar PPP menjadi indikasi bahwa ada persoalan di internal partai tersebut.

“Boleh jadi memang PPP sedang krisis tokoh sebagai ikon PPP. Sehingga calon ketua umum PPP akhirnya mencuat di luar eksternal,” kata Pangi kepada Kompas.com, Selasa (27/10/2020).

Baca juga: Peluang Sandiaga Uno hingga Khofifah Dicalonkan sebagai Ketum PPP Terbentur Aturan

Idealnya, ia mengatakan, setiap partai memiliki figur sentral yang dapat menjadi simbol bagi partai tersebut. Keberadaan figur itu cukup penting, terutama dalam mendulang elektoral partai pada saat pemilu.

Pada kemudian hari, Pangi menambahkan, figur tersebut dapat dicalonkan sebagai kandidat ketua umum pada saat partai menggelar pemilihan ketua umum baru.

Namun kondisi itu dapat dikecualikan, apabila partai memiliki mesin partai yang cukup kuat dan mengakar seperti Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sehingga, partai tersebut tidak lagi bergantung pada magnet elektoral tokoh tertentu maupun ketua umum untuk mendulang suara.

“Ketika kader sendiri sudah enggak bisa diharapkan mampu menahkodai PPP, jelas itu musibah bagi PPP. Kenapa enggak percaya diri mengusung kader sendiri? Kenapa ada wacana kans Sandi, Khofifah, berpeluang menjadi ketua umum PPP?” ucapnya.

Baca juga: Sandiaga Kader Gerindra, Bukan Cuma PPP yang Tawarkan Jadi Ketua Umum

Pangi menilai, salah satu problematika yang kini tengah dihadapi PPP yaitu proses kaderisasi yang tidak berjalan maksimal. Hal itu disebabkan karena PPP kerap menjadi partai papan tengah bawah pada saat pemilu dilaksanakan.

Pada Pileg 2019 lalu, misalnya, partai yang telah berdiri sejak 1973 itu hanya berada di urutan kesembilan dalam perolehan suara. Dengan 6,3 juta suara yang berhasil didulang, PPP masih kalah di bawah Partai Amanat Nasional (9,5 juta suara), PKS (11,4 juta suara), maupun Partai Kebangkitan Banga (13,5 juta suara), di anntara kalangan partai berbasis agama.

Perolehan suara yang berhasil dicapai PPP pun tidak lebih baik bila dibandingkan dengan Pileg 2014, yang saat itu mampu mendulang 8,1 juta suara. Tak hanya itu, akibat perolehan suara yang turun, jumlah kursi PPP pun menyusut hingga 20 kursi. Kini, hanya 19 kader PPP yang berhasil duduk di kursi parlemen.

“PPP saya cermati sudah mentok, sudah segitu-gitu saja elektabilitasnya. Hanya cukup untuk lolos ambang batas parlemen,” ucapnya.

“Begitu juga anak muda, enggak terlalu minat gabung ke PPP. Kebanyak didominasi tokoh tua ketimbang anak muda, sehingga magnet PPP kurang. Dan ini jelas secara tak langsung berdampak pada proses kaderisasi yang semakin lemah,” imbuh dia.

Baca juga: Sandiaga Uno hingga Khofifah Diusulkan Jadi Calon Ketua Umum PPP

Sebelumnya, Sekjen PPP Arsul Sani mengungkap sejumlah nama yang diusulkan sebagai kandidat Ketua Umum PPP. Selain eksternal, dari internal nama yang mencuat yaitu petahana, Pelaksana Harian Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa dan kader senior PPP Ahmad Muqowam.

Arsul menyatakan, munculnya nama-nama di luar PPP menunjukkan bahwa Muktamar partai berbasis pada tradisi demokrasi yang baik. Oleh karena itu, seluruh aspirasi dan usulan calon ketua umum terbuka untuk disampaikan.

Namun demikian, untuk bisa dicalonkan sebagai ketua umum, harus memenuhi syarat yaitu pernah menjabat sebagai pengurus DPP PPP minimal satu periode.

“Di AD/ART PPP memang dipersyaratkan siapapun yang menjadi Ketum PPP pernah terlebih dahulu selama satu periode duduk di kepengurusan DPP PPP,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com